Sabtu, 21 Maret 2009

LAMUNAN DI SEBUAH PAGI

Pagi ini saya nongkrong di depan rumah. Padahal biasanya jam segini masih terkapar pulas dibelai mimpi. Yah maklumlah, habis Subuh biasanya saya baru dapat memejamkan mata. Bermodalkan sebatang rokok dan segelas kopi hangat, saya pandangi jalanan di depan rumah yang mulai ramai. Lalu lalang kendaraan bermotor, sepeda onthel dan orang jalan kaki melintas di depan mata saya. Baru saya sadari kemudian, lingkungan sekitar saya tinggal perlahan-lahan ternyata mulai berubah. Menggeliat pasti menuju daerah ramai dan padat. Tak lama lagi kawasan ini akan menjadi kota atau mungkin sub kota. Tanda-tanda itu kelihatan jelas, sawah dan ladang mulai tergerus oleh perumahan, gedung-gedung dan juga pabrik. Anak-anak mudanya pun sudah mulai meninggalkan dunia pertanian yang lama mendarah daging, beralih ke usaha lain yang lebih menjanjikan uang dan tentu saja penghidupan yang lebih baik.

Begitulah, sejak di kampung saya berdiri pabrik wig asal Korea, perlahan-lahan roda ekonomi mulai menggeliat. Banyak pendatang bermunculan. Warung-warung makan dan kost-kostan tumbuh satu demi satu. Juga usaha-usaha lain yang menopang. Tentu saja suasana kampung yang dulu sepi mamring kini menjadi lebih bernyawa. Sebenarnya jauh sebelum itu, telah berdiri pula gedung-gedung milik instansi pemerintah di pinggiran kampung. Tapi memang suasana baru terasa lebih hidup setelah berdiri pabrik wig asal negeri ginseng itu. Konon pula, nanti di pinggiran kampung sebelah lain akan dibangun sebuah rumah sakit swata yang cukup besar, markas kodim juga akan berpindah ke kampung ini, pun juga pasar ikan yang mulai tersiar kabarnya segera dibangun. Saya jadi membayangkan betapa kampung saya akan berubah drastis beberapa tahun ke depan.

Ah, saya jadi rindu masa lalu. Teringat kenangan masa kecil, yang entah mengapa, terasa begitu indah. Saat kampung saya, bagi sebagian orang mungkin masih terbelakang. Belum ada listrik dan jalan yang beraspal. Tentu saja becek dan berlumpur pula di kala hujan. Tetapi bagi saya, suasana itu masih sangat murni dan alami. Rumah-rumah belum sepadat sekarang. Pepohonan, terutama kelapa masih begitu banyaknya, Sawah-sawah masih lapang. Dan yang kini benar-benar menghilang, kampung saya dulu dikepung oleh perkebunan tebu yang lumayan luas. Di pagi hari seperti ini, kicau burung dan suara hewan-hewan lain terasa merdu bersahutan terdengar di telinga. Kini, mungkin suara itu telah berubah menjadi deru mesin kendaraan bermotor dan alat-alat lain yang entah mengapa, terasa garang terdengar di telinga saya. Ah, kemana perginya kenangan itu ?!

Pikiran saya semakin melayang-layang. Kawan bermain dulu kini juga entah kemana ? Terpencar dan terpisah antara jarak dan waktu. Teringat kala mencuri dan membabat tebu hingga lari terkencing-kencing dikejar oleh mandor yang berwajah sangar. Teringat kenakalan-kenalan kecil sewaktu mencuri buah-buahan ranum di kebun tetangga. Teringat pula betapa getirnya menjadi anak orang biasa yang harus pontang-panting mencukupi biaya sekolah. Ah, saya serasa ingin kembali mencecap masa-masa itu....Dan yang pasti kenangan tetap tinggalah kenangan. Kehidupan terus berlanjut. Seperti orang bijak bilang, tiada yang abadi di dunia ini. Yang abadi adalah perubahan itu sendiri. Dan memang begitu bukan, kita selalu berubah dan berevolusi dari waktu ke waktu.

Tapi satu yang patut disyukuri hingga kini, banyaknya perubahan di kampung saya tidak serta merta menggerogoti suasana kekerabatan dan keintiman diantara warga. Meskipun banyak penduduk baru berdatangan, rasa gotong royong, yang menjadi ciri khas kampung di Jawa, masih terjaga baik. Acara kerja bakti dan pertemuan-pertemuan antar warga semacamnya masih tetap lestari. Bahkan terasa lebih harmonis. Warisan adiluhung yang selayaknya kita pelihara bersama.

Mungkin yang patut disayangkan dari perubahan dan modernisasi di kampung saya adalah hilangnya lahan-lahan produktif, seperti sawah dan perkebunan . Selain merupakan sarana menggantungkan hidup bagi sebagian warga, juga merupakan lahan bermain bagi anak-anak yang cukup luas. Karena telah banyak terkikis, maka tak dapat disalahkan bila anak-anak itu mencari lahan bermain lain seperti di arena playstation atau tempat-tempat sejenis. Saya juga sempat ngenes melihat gaji pegawai pabrik sekarang, walau sudah lumayan, tetapi masih jauh dibawah UMP. Sebandingkah dengan pengorbanan melenyapkan lahan-lahan itu ? Ah, lamunan saya sudah semakin ngaco saja kiranya...

Dan seperti yang sudah-sudah, lamunan ini harus segera berakhir ketika kantuk tiba-tiba menggerayangi segenap tubuh. Setelah semalaman kurang tidur, pagi ini saya harus segara menuntaskannya. Mungkin di alam mimpi nanti, saya malah lebih bisa merajut kenangan masa lalu yang lebih manis dan indah...hehe.

Salam,

Beranda, Suatu Pagi

Jumat, 13 Maret 2009

TAWA YANG INDAH.....

Inilah sepenggal kisah perjalanan keluarga kami. Hari Minggu, tanggal 8 Maret 2009, untuk pertama kalinya bapak dan ibu saya melepas anaknya ke jenjang pernikahan. Adik saya yang terakhir mendahului kedua kakaknya melepas masa lajang. Tidak ada yang wah dari pernikahan maupun resepsinya, kecuali kegembiraan dan tawa yang yang selalu menghiasi kedua keluarga ini. Seolah-olah menyambut dan menjadi saksi kedua mempelai menuju babak baru dalam kehidupan mereka.

Hujan yang turun menjelang ijab kabul dan langit cerah mewarnai acara resepsi semoga menjadi pertanda baik bagi perjalanan kehidupan rumah tangga mereka ke depan. Ucapan terima kasih yang tak terhingga kami haturkan bagi kerabat, sahabat, tetangga maupun handai taulan yang telah sudi membantu hajatan kecil keluarga kami. Semoga jalinan kekerabatan kita menjadi semakin erat karenanya.

Terakhir, dengan rasa syukur yang tiada terhingga kami sekeluarga hanya bisa berbagi kebahagiaan dengan Anda lewat postingan kecil ini. Semoga derai-derai tawa kami senantiasa mengalir seperti hari-hari ini menyambut esok yang lebih cerah dan indah.....

Terima kasih.





inilah sebuah awal itu....





Doa-doa kami....




khidmat....hehe




The make over...




adik iparku...lek !




adhi-adhiku ki pancen manis-manis....




penyamun di sarang penjahat...hehe,




genthone Tambak...hehe





keponakan-keponakan yang mengagumkan...




Ngantuk-ngantuk sithik...




Old crack sensation...hehe,





dukuhku mlebu internet...hehe




luber....




jane sik pengin tak jupuk gambare penyayine...hehe




tawa yang indah.....