Senin, 29 September 2008

PULANG

Semua orang ingin pulang. Saat pulang, saya bisa berefleksi, mengingat kenangan masa kecil sambil menerawang masa depan.” ( Happy Salma, artis dan penulis )

Ramadhan sebentar lagi berakhir, saatnya untuk pulang bagi para perantau. Semua yang pergi pasti akan pulang. Sejauh bangau terbang akan kembali pula ke sarangnya. Masa kini dan masa depan sekedar muara dari masa lalu. Maka, masa lalu itu penting meskipun tidak harus menjerat langkah. Pulang mencerminkan sikap rendah hati, bahwa sesukses apapun, sehebat apapun, manusia harus selalu ingat pada asal-usulnya.

Seperti diungkapkan Happy Salma, artis yang belakangan sibuk menulis cerpen, pulang tidak hanya diartikan kembali ke rumah tetapi dapat diartikan pula kembali ke masa lalu dimana kita berawal. Maka yang tergambar di hadapan kita adalah masa kecil, orangtua dan orang-orang terdekat yang membimbing kita menapak dunia. Sesuatu yang mungkin kita lupakan seiring derasnya arus kehidupan. Oleh karena itu, momen lebaran adalah saat untuk menengok ke belakang, menghadirkan lagi makna keluaraga, kerabat dan sahabat.

Maka demikianlah, Hari Raya Idul Fitri, terutama di negara kita, merupakan sesuatu yang luar biasa. Idul Ftri merupakan moment penting bagi umat Islam untuk tutup buku dan membuka lembaran baru. Tutup buku dalam artian menghapus setiap kesalahan kepada sesama manusia dan dosa kepada Allah SWT selama setahun berlalu dengan bermaaf-maafan dan memohon ampun kepada-Nya. Membuka lembaran baru dalam arti memulai kembali perjalanan hidup setelah dinyatakan kembali dalam kesucian.

Idul Fitri juga merupakan moment yang ditunggu-tunggu banyak orang. Istilah ied yang berarti kembali, menjanjikan hikmah yang luar biasa bagi kehidupan umat manusia. Setidaknya ada beberapa hikmah yang dapat diraih, antara lain kembalinya ikatan silaturahim, kembalinya kepekaan sosial dan kembalinya manusia ke fitrahnya.

Buat kawan-kawan semua, yang kebetulan membuka blog ini, saya selaku makhluk tuhan yang hina, pasti banyak salah dan lupa, baik itu saya sengaja maupun tidak saya sengaja. Karenanya, dari lubuk hati terdalam dan dengan kerendahan hati, saya mohon maaf yang setulus-tulusnya. Semoga ke depan kita dapat melalui hari yang lebih baik, selalu dalam naungan-Nya.

Sementara buat kawan-kawan yang menjalani ritual kepulangan alias mudik, saya doakan selamat sampai kampung halaman bertemu dengan sanak saudara, handai taulan dan nantinya kembali lagi ke perantauan atau tempat bermukim yang sekarang dengan selamat pula. Puisi dari Joko Pinurbo berjudul Tiada berikut ini mungkin bisa menyegarkan pikir kita tentang arti sebuah kepulangan dan betapa berharganya kasih orang tua terutama seorang ibu :

Tiada pengembara yang tak merindukan
sebuah rumah, bahkan jika rumahnya hanya ada
di balik iklan yang ia baca di perjalanan.

Tiada rumah yang tak merindukan seoarang ibu
yang murah berkah, bahkan jika ibu tinggal ada
di bingkai foto yang mulai kusam.

Lebih baik punya ibu daripada punya rumah,
kata temanku rumahnya konon baru enam
sementara sosok ibunya belum juga ia temukan.

Ya lebih baik punya keduanya, kata saya
dan entah mengapa airmatanya leleh perlahan.

Salam hangat selalu….

1 komentar:

Fajar Indra mengatakan...

kampung halaman adalah sesuatu yang meninggalkan kenangan... sesuatu yang tak kan didapatkan di dunia perantauan

slamat idul fitri ya mbah.. ^_^