Jumat, 19 Desember 2008

BELAJAT KEARIFAN DARI TIBET


Saya menulis ini karena terilhami filmnya Brad Pitt, Seven Years in Tibet. Beberapa hari lalu saya sempat meminjamnya di sebuah rental vcd. Ternyata masih ada juga film lawas ini. Sebenarnya sudah berkali-kali saya menontonnya, tetapi hanya sekilas dan tak utuh, maklum cuma di tv. So...begitu teringat kembali dengan film ini, buru-buru saya cari di beberapa rental. Saya ingin melihat kembali keheningan Himalaya dan Tibet yang menjadi latar film ini.

Film arahan sutradara Jean Jacques Annaud ini berkisah tentang petualangan seorang pendaki gunung asal Austria, Heinrich Harrer ( Brad Pitt ) yang terdampar di Tibet saat gagal melakukan pendakian ke Gunung Nanga Parbat, puncak tertinggi di Himalaya. Ia terpaksa kembali ke perkemahan bersama kawan-kawannya karena gagal mencapai puncak tersebut. Tetapi sesampai di perkemahan, Pasukan Inggris keburu menangkapnya. Waktu itu sedang berlangsung Perang Dunia II. Beruntung Harrer dan kawannya, Peter Aufschnainater ( David Thewlis ) berhasil meloloskan diri dan pada akhirnya terdampar di Lhasa, kota tersuci di Tibet, selama tujuh tahun.

Di Lhasa ia berteman dan menjadi tutor Dalai Lama ke-14 ( Jamyang Wamchuk) yang waktu itu baru berusia 11 tahun, pemimpin religius tertinggi Tibet. Hubungan keduanya mempengaruhi Harrer dari seorang Austria yang egois menjadi seorang yang menemukan kedamaian. Begitu juga dengan Dalai Lama yang menjadi tahu banyak hal tentang kehidupan barat.

Dalam versi nyata, ketika Tentara China menginvasi Tibet tahun 1951, Harrer kemudian melintas ke India melalui Jalan Sikkim, tak lama sebelum Dalai Lama terpaksa melarikan diri ke India dan kemudian mendirikan pemerintahan Tibet di pengasingan. Keduanya bertemu secara periodik pada tahun-tahun sesudahnya. Dalai Lama tidak pernah menyadari masa lalu Harrer sebagai Nazi hingga muncul berita-berita di media. Dalai Lama tetap mengatakan kepada sahabatnya tersebut bahwa bila hati nuraninya bersih, maka tak ada apapun yang perlu ditakuti olehnya.

Demikianlah, pikiran saya kemudian melayang ke masa sebelum pendudukan China, dimana Tibet dikenal sebagai Negeri Atap Dunia yang menggelitik rasa ingin tahu banyak orang karena pesona keindahan alamnya di ketinggian dengan segala ketertutupan dan tentu saja kisah pemimpin spiritualnya, Dalai Lama. Seorang Dalai Lama bukanlah raja, melainkan seorang pemimpin spiritual tempat rakyatnya bernaung. Tak masalah dimanapun keberadaannya, kehadiran seorang Dalai Lama membawa ketenangan dan kestabilan dalam jiwa rakyat Tibet. Itulah satu-satunya alasan mengapa ia harus hidup, bahkan dalam keadaan terbuang.

Rakyat Tibet adalah rakyat yang terbuka, cinta damai dan kaya spiritual. Mereka mungkin tertinggal secara teknologi, karena memang tak menginginkan itu. Mereka sengaja membiarkan roda kemajuan berjalan lambat agar roda-roda spiritual berjalan lebih pesat. Mereka memilih bagal ketimbang sepeda motor, memilih layang-layang ketimbang radio control dan mereka tak rela dijajah karena mereka adalah jiwa-jiwa yang bebas.

Ada salah satu ujaran menarik dari Dalai Lama ke-14 yang mengelitik saya. Menurut beliau seluruh ajaran Sang Buddha dapat dinyatakan dalam dua kalimat. Yang pertama, "Berusahalah untuk membantu makhluk lain". Yang kedua, "Jika tidak bisa, setidaknya jangan menyakiti makhluk lain". Kedua ajaran ini didasarkan pada belas kasih. Hal lain dalam ajaran Buddha adalah kebijaksanaan, yaitu kepiawaian dalam menjalankan nilai-nilai luhur yang merupakan upaya untuk pencapaian pencerahan sempurna. Tanpa pengetahuan dan tanpa sepenuhnya mendayagunakan kecerdasan, sangatlah sulit untuk mencapai kebijaksanaan yang nyata. Belas kasih dan kebijaksanaan merupakan landasan praktik kesempurnaan untuk pencapaian ke-Buddha-an. Seseorang yang bercita-cita mencapai ke-Buddha-an harus berjuang untuk memenuhi kedua landasan ini.

Hal-hal diatas mungkin kelihatan mustahil bagi orang jaman sekarang. Betapa kita membantu orang lain karena selalu ada pamrih, mungkin untuk merengkuh jabatan, meraup banyak uang ataupun juga agar diakui keberadaan kita...hehe. Bila itu tidak tercapai kebencian dan ingin meyakiti seolah menjadi sebuah pelampiasan. Adakah sekarang ini cinta suci, cinta yang benar-benar tulus seperti diujar Sang Budha diatas ? Yah, menurut saya pribadi hakekat cinta yang sebenarnya antar sesama manusia adalah saling mengasihi, dimana hati kita akan senang bila orang lain merasakan senang dan tentu saja hati kita merasa ikut susah bila orang lain mengalami kesusahan. Weh, aneh ya...kok malah ngelantur...hehe.

Ah, saya tutup saja cerita dan lamunan tentang Tibet yang tak menentu ini : D. Tentu kita semua berharap dan berdoa agar rakyat Tibet dapat segera hidup damai seperti dulu lepas dari pendudukan bangsa asing. Semoga !



Wates, in the morning



Minggu, 14 Desember 2008

MENYOAL ( KEMBALI ) TENTANG PEREMPUAN




Postingan kali ini kembali menyoal perempuan. Bukan karena menjadi pengamat perempuan atau terlibat gerakan feminisme, tapi ngga lucu bukan bila saya yang notabene laki-laki harus menulis sesuatu tentang kelaki-lakian atau maskulinitas. Nanti salah-salah malah dianggap gay...hehe. Yang jelas, saya menulis ini karena saya sangat menghormati dan mengagumi perempuan sebagai sesama makhluk tuhan, baik peran maupun keindahan fisiknya. Ibu saya perempuan, nenek saya perempuan, istri saya nanti perempuan, dari dulu banyak kawan-kawan saya juga perempuan. Singkat kata, melihat perempuan, ide dan pikiran saya bisa berkembang. Terkadang semangat pun bisa menyala-nyala. Apalagi bila perempuan itu yang sangat saya cintai dan kagumi : D.

Oke...saya akan mulai. Melihat perkembangan dewasa ini, terutama di negara kita, kaum perempuan harus bersyukur dan bangga. Terlepas masih ada sedikit banyak problematikanya disana-sini, kaum perempuan telah mengalami dinamisasi yang sangat pesat. Baik dalam peran maupun kiprahnya di ranah keluarga, masyarakat maupun dunia kerja. Lihatlah, begitu banyak perempuan yang sekarang dapat menempuh pendidikan tinggi kemudian berkiprah di berbagai bidang, swasta maupun pemerintahan. Tak jarang mereka malah memegang peranan penting dalam lingkup yang digeluti. Banyak pula yang mandiri sebagai entrepreneur-entepreneur tangguh yang menghidupi banyak kaum laki-laki. Pemilu mendatang juga diramaikan banyak caleg perempuan dengan adanya kuota tertentu bagi perempuan ( saya lupa berapa persen...hehe). Maka tak mengherankan poster-poster mereka yang kebanyakan muda-muda dan cantik menghiasi sudut-sudut kota. Niscaya, dengan modal intelektualitas tinggi dan fisik yang wah itu banyak dari mereka nanti akan melenggang mulus ke kursi wakil rakyat. Sejauh pengamatan saya, zaman sekarang perempuan lebih banyak dibutuhkan dan menarik perhatian dilihat dari berbagai sisi. Mencari pekerjaan pun lebih mudah kaum perempuan daripada laki-laki. Singkat kata, sekarang ini perempuan benar-benar telah menemukan masanya, Masa Perempuan atau Era Perempuan.

Maka demikianlah, cita-cita Ibu Kita Kartini untuk mengangkat derajat kaum perempuan saya rasa telah menemukan realisasinya dewasa ini. Tentang masih adanya sedikit banyak ganjalan, seperti masalah kekerasan dalam rumah tangga, poligami atau juga maraknya perdagangan perempuan dan pelacuran itu adalah dinamisasi menuju perubahan ke arah yang lebih baik. Tugas kita semua, terutama para aktivis kesetaraan gender,untuk mengolah pemikiran-pemikiran baru menuju era kesataraan yang lebih harmonis dan mengedepankan logika kemanusiaan. Wuih malah dadi serius kie....hehe.

Tetapi seiring dengan itu semua, tak terasa di berbagai bidang perempuan malah mengalami eksploitasi baik dari sisi intelektual maupun fisik. Lihatlah saja, produk maupun event-event tertentu yang seolah-olah selalu menunjuk kearah perempuan. Mulai dari menjual produk yang tidak ada hubungannya sama sekali dengan perempuan tetapi memakai model perempuan-perempuan muda yang cantik dan seksi dengan busana amat minim sampai produk-produk semacam pemutih atau peramping tubuh yang dijejalkan sebagi kebutuhan wajib bagi perempuan. Alhasil, perempuan selalu menjadi objek yang tiada habisnya dalam putaran arus modernisasi. Sudahkah para perempuan menyadarinya....hehe.

Oh...ya, ini hampir kelupaan. Dalam dunia sastra pun perempuan sekarang terasa lebih berani. Baca saja cerpen-cerpen Djenar Maesa Ayu, novel-novel Ayu Utami dan juga skenario film besutan beberapa penulis perempuan dewasa ini yang mengungkap fantasi seksual yang luar biasa, bahkan mungkin jauh dari jangkauan kaum laki-laki...hehe. Dan karya itupun laris manis di pasaran. Perempuan memang mempunyai sentuhan lain dalam bicara seksualitas. Seksi, liar namun tidak garang : D. Apakah ini berarti sastrawan perempuan juga telah tereksploitasi ? I dont know…??

Disini saya juga tertarik sedikit menukilkan tulisan si libido junkie, Nova riyanti Yusuf ( NoRiYu ) dalam kolomnya di sebuah majalah. Dokter yang juga psikiater, penulis atau mungkin juga nanti politikus ini secara tidak langsung menggambarkan keterbukaan perempuan dalam mengungkap beberapa hal yang dulu dianggap tabu disamping isi tulisannya yang menyentil eksploitasi perempuan terhadap tubuhnya….

Tetapi waktu kemudian terus bergulir dan ia menyadari bahwa pusaran hidup tidak hanya mengitari daerah ‘dadanya’ saja, hidup adalah suatu ranah liar – bukan suatu surga kenikmatan –yang harus dijejaki dengan ‘perang gerilya’ untuk menumpas kegetiran realita. Hidup tidak hanya berleha-leha di sebuah salon kecantikan dengan turun mesin badan up and down. Tidak selesai problema hidup hanya dalam relaksasi sehari penuh dengan beragam fasilitas self indulging dari mulai spa, manicure, pedicure, hairspa, bahkan V-spa ( spa untuk vagina )

Bertaburan gadis dengan kaki menjenjang, payudara montok, perut ala Britney Spears, vagina plontos ( atau kadang-kadang Gogon Srimulat hairstyle, yaitu disisakan diujung mons pubis saja ). Well, this is hard news for you : your vagina and your boobs don’t sell anymore.

Begitulah, menyebut kata vagina mungkin dulu adalah keramat. Tetapi sekarang lambat laun liang keramat itupun mulai berangsur-angsur tiada angker. Bahkan norma tiada kuasa membendung peziarah-peziarah yang belum punya ikatan resmi berkunjung menziarahinya. Sesekali komersialisme membuat kita penasaran dan berusaha sembunyi-sembunyi mengintip rahasianya....hehe. Eksploitasi juga kah ?

Demikianlah tulisan saya. Mungkin banyak dari Anda menilai hanya serapah saya semata. Tetapi yang jelas mungkin hanya ini yang dapat saya persembahkan buat perempuan-perempuan tercinta yang berada di seputar saya sebagai penghoramatan menjelang Hari Ibu 22 Desember nanti. Anggap saja ini sebagi kritik orang awam yang membangun...hehe,

Radja, Monday midnigt

Sabtu, 29 November 2008

ANTARA JILBAB KETAT, G-STRING DAN MODERNISASI




Saya menulis ini hanya untuk fun saja tanpa telaah yang mendalam. Hanya berdasarkan yang saya lihat di lapangan, kemudian sedikit saya pikirkan terus saya ketik langsung dalam postingan ini. So…kalo ada fakta yang terlewat dan dalil yang keliru mohon dimaafkan kiranya.

Saya adalah orang yang bekerja di ruang public atau keramaian sehingga sedikit banyak sering mengamati tingkah laku dan gaya hidup orang-orang yang berlalu lalang di depan hidung saya. Salah satu yang menarik perhatian adalah gaya berpakaian remaja atau generasi muda perempuan kita sekarang ini. Bukannya mau pukul rata, tapi saya bisa memastikan bahwa remaja putri sekarang terkesan lebih bebas dan leluasa dalam berbusana dibandingkan dulu. Mereka terkesan ingin lebih mengeksplore potensi keperempuannya seperti bentuk tubuh yang ramping, dada yang montok ataupun bokong yang seksi. Alhasil seperti yang sering kita lihat, model-model pakaian remaja putri zaman sekarang adalah yang you can see dan serba pendek ataupun juga yang super ketat.

Trend inipun merambah pula ke busana muslim. Lihatlah jilbab-jilbab ( kalo tidak bisa dikatakan penutup kepala ) model sekarang. Seperti assesoris yang dililitkan di kepala saja, dengan kaos dan jeans ketat yang membungkus lekuk tubuh yang tercetak dengan jelas. Apabila mereka membungkuk atau membonceng kendaraan bermotor maka jeans itu akan segera tertarik ke bawah dan segeralah terlihat celana dalam atau g-stringnya. Sebagai lelaki normal saya sering tertawa sendiri melihat hal itu sekaligus bersyukur karena nikmat pemandangan yang gratis itu…hehe. Di lain pihak juga prihatin karena maksud jilbab yang sebenarnya menjadi demikian kabur. Alih-alih untuk menutup aurat agar tidak merangsang syahwat tetapi malah membuat mata lelaki menjadi semakin jelalatan : D.

Saya kemudian teringat buku ‘Renungan dari Yogya’ karya antropolog UGM, almarhum Masri Singarimbun, beliau menaruh iba kepada remaja-remaja kita yang kini hidup dalam fase abad manusia yang seolah diperbudak oleh peradaban hanya karena sebuah tuntutan modernisasi ataupun globalisasi, yang menciptakan humanisme global yang kering akan nilai-nilai spritualisme dan religius. Satu sisi remaja putri (cewek) kita dituntut selalu kukuh dan patuh dengan aturan norma agama maupun sosial yang ada, namun dilain sisi teknologi dan kebudayaan merangsang pola pikir dan gaya hidup para remaja untuk selalu permisiv terhadap nilai-nilai globalisasi yang mengaburkan batas nilai antara norma moral dan agama itu sendiri.

Demikianlah, agar tidak dikatakan ketinggalan jaman ataupun tidak gaul seolah dijadikan pembenaran atas model berpakaian mereka. Fungsi pakaian yang sebenarnya yakni untuk melindungi tubuh dan menjaga kesopanan menjadi tak ada lagi. Mungkin hanya dari segi estetika atau keindahan saja fungsi pakaian zaman sekarang menemukan fungsinya. Tak terasa dengan sendirinya mereka telah tereksploitasi keperempuanannya oleh arus zaman yang terkadang malah memperbudak atau membatasi gerak-gerik dalam beraktivitas. Lihatlah remaja-remaja putri yang sedikit-sedikit harus menarik kaos ketatnya ke bawah karena g-stringnya menyembul ke atas itu : D.

Oh…ya, bagi Anda yang belum kenal g-string, saya beritahu sedikit. Ini adalah bentuk celana dalam yang ngetrend jaman sekarang. Bentuknya minimalis, mungkin hanya seutas tali plus sehelai benang yang menutup bongkahan pantat. Orang-orang ada yang menyebutnya cemas kependekan dari celana masuk s***t. Menurut kamus wikipedia g-string merupakan busana yang dikenakan manusia paling awal pada zaman dulu kala. Mungkinkah semboyan back to nature benar-benar terealisasi dengan ini, dimana dalam berpakaian pun seakan kita mengacu masa purba dulu. Entahlah…hehe.

Itulah tulisan saya kali ini. Hanya sambil lalu dan intermezo semata. Yang jelas, saya akui sejuju-jujurnya, jiwa lelaki saya tetap merasa girang apabila melihat perempuan memakai kaos dan jeans ketat yang apabila merunduk g-stringnya nongol keatas. Apalagi kalo cewek itu tinggi semampai dan berambut panjang kaya Luna Maya….Whakaka ! Gawat boss….





SUATU SAAT DI KOTA BATU....


Salah satu view Kota Batu, dengan julukannya Swiss Kecil di Pulau Jawa dengan pegunungannya yang sejuk. Disini banyak tersedia villa dan hotel, cocok bagi Anda yang sedang berbulan madu….


A part of a big family…


Welcome to Jatim Park, salah satu tempat wisata di Kota Batu.


Dancing with Mbah Im….


Not twin….


Pacaran itu asyikkah ??


Not driver…


Flamboyan Raya No. 2, disini Dr Azhari mengakhiri jejaknya….


Prigen, wong ndeso gumun weruh dulure…


Prigen, animal instinc….


Sketsa : Perempuan tua penjaga toilet di daerah Watukosek, Pasuruan. Mbah mlebu internet…hehe.

Virgo, 29-11-08

Jumat, 14 November 2008

AMPAK-AMPAK JATI ANOM



Hung wilaheng….

Petheng ndedhet leliweran
Ya ing mangsa sajroning pawiyatan
Kekayon padha pating klumbruk tetangisan
Akeh bocah padha pating cruet
Sato kewan padha alok-alok jerit pating glembor
Gegana sinabut pedhut sesukeran
Datan ana lintang cumlorot tiba
Jagad peteng leliweran

Hey…kidung bayu sumribit keplayu
Lamat-lamat kudu ndak sawang
Kridha jalma kang dadi sesolahe
Jagad wus kadhung petheng

Tegal sawah garing kebak alang
Eri brodhot padha pating glolor, pating crongot
Banyu kali asat jejithungan kalawan
Tetanduran lan lemah-lemah telo

Manuk blekok bingung arep ngumpul
Bebarengan gojeg ing ara-ara amba
Mrono-mrene mung sak paran-paran
Datan weruh papan kang indah edi peni
Kabeh gundul ora bisa tukul
Kali garing prasasat segara asat
Ya among jeroning lara beninge luh tumetes luber

Apa banjur kelakon…
Gumer-gumer gendhing tengah wengi
Keprungu ngampiri marang jagadku
Ya marang kabeh panggayuhku kang cupet nyangga lelara

Dudu salah sing padha digagas
Ananging bagaskara wis kadhung jumedhul
Sumunar byarr…sumilak ing sak brang wetan
Jago kluruk tetembangan kalawan sewu embun
Bhegegek ugek-ugek sak dumila mel-mel
Ayo padha polah, babar kamulyan
Atut runtut bebarengan maju, makarya kanthi
Paugeran suci…mukti lan nastiti…

Banjur kidungmu sing mecak alon grantes
Mecah dadaku…bengkah tanpa wadah…


( Geguritan punika karipta dening Wakid Redjo, dipun waosaken ing kridha teater PADHANG MBULAN : DUOLOLOWING, Alun-alun Wates 7 November 2008 )



Sabtu, 01 November 2008

CERITA AWAL NOVEMBER

Hujan mulai turun. Udara pancaroba yang panas mulai disiram hujan beberapa kali. Hari-hari ke depan mungkin kita akan segera direpotkan oleh hujan seperti air yang menggenang disana-sini, atap rumah yang bocor, jemuran yang tak kering-kering, aliran listrik yang byar pet dipadamkan dan lain sebagainya. Tetapi bagaimanapun juga, hujan memang sudah lama dinantikan, terutama oleh para petani. Bau tanah yang segar setelah hujan pertama turun membangkitkan semangat untuk segera turun ke sawah menyemai benih-benih harapan. Semoga musim ini akan beroleh hasil yang lebih baik dibanding yang sudah-sudah.

Begitulah, tampaknya bulan ini benar-benar November Rain, November yang hujan. Secara kebetulan pula, banyak peristiwa-peristiwa penting mengambil harinya di bulan ini, terutama di awal-awal bulan. Dari senayan ada kabar tentang telah disyahkannya RUU APP menjadi undang-undang. Dari Jakarta ada pula berita tentang maraknya pembunuhan sadis disertai mutilasi. Dari Semarang ada berita tentang seorang syeh yang menikahi gadis di bawah umur. Dari Nusakambangan, trio bom bali, Imam Samudera, Amrozy dan Ali Ghufron menanti detik-detik eksekusi hukuman mati. Sementara dari mancanegara ada kabar tentang pemilu di Amerika Serikat dan juga gempa bumi yang mengguncang Pakistan. Dan kabar-kabar panas lainnya.

Begitu banyak cerita ingin diungkap dan dibagi, tetapi apa daya hati dan pikiran sedang tidak mod…hehe. So daripada blog ini ngga diupdated, maka dalam tulisan ini saya hanya akan mohon doa restu kepada kawan-kawan blogger semua, bahwa tanggal 2 November adalah hari ulang tahun saya ( Keberapa ? ngga usah diungkap. Pokoknya sudah tua :D ) Semoga ke depan saya bisa lebih baik dari masa lalu dan sekarang. Menjadi blogger yang dapat membawa nama harum diri sendiri, masyaarakat sekitar, atau juga bangsa dan negara…hehe.

Berikut saya akan berbagi foto-foto klasik yang sudah lama tertimbun dalam album kenangan. Mbah Im dikala kecil bersama para mbah-mbah seniornya….

Salam hangat selalu,







Senin, 20 Oktober 2008

SEGOSEGAWE : DIANTARA PRO KONTRA

Inilah gebarakan terbaru walikota Jogjakarta Herry Zudianto, segosegawe, kependekan dari istilah bahasa Jawa sepeda kanggo sekolah lan nyambut gawe. Dalam bahasa Indonesia berarti sepeda untuk sekolah dan bekerja. Program ini telah dilaunching Senin pagi pekan kemarin (13/10/08) di Alun-Alun Utara Kota Jogjakarta oleh Gubernur DIY Sri Sultan HB X dengan diikuti oleh ribuan pesepeda hingga menyemut bagai lautan sepeda. Segosegawe menurut penggagasnya adalah wujud nyata dari kepedulian bersama untuk mengurangi pemanasan global, polusi dan pemakaian energi serta mewujudkan badan sehat secara mudah dan murah. Selain itu untuk mengembalikan romantisme masa lalu, Jogjakarta sebagai kota sepeda.

Setiap gebrakan baru pasti selalu menimbulkan pro dan kontra. Begitu pula yang terjadi dengan segosegawe kemudian. Pro kontra pertama adalah mengenai belum tersedianya jalur-jalur khusus untuk pengguna sepeda sehingga dikhawatirkan malah menambah macet lalu lintas dan rawan kecelakaan. Mengenai hal ini Pak Wali menjelaskan bahwa di kemudian hari akan dibangun jalur-jalur seperti itu tetapi menunggu keberhasilan dan sambutan masyarakat terhadap program ini ke depan. Lagi pula akan ada santunan bagi pengguna sepeda apabila terjadi kecelakaan seperti terjatuh, terserempet atau juga tertabrak di jalan.

Pro kontra kedua adalah mengenai adanya peraturan walikota (perwal) yang melarang peserta didik terutama siswa SMP menggunakan sepeda motor dan siswa SMA menggunakan mobil. Menurut sebagian kalangan, hal ini memperlihatkan disoreintasi gerakan tersebut. Seharusnya segosegawe diarahkan pada kesadaran warga bukan pemaksaan. Mengenai hal ini Pak Wali berdalih, hal itu untuk memfilter orang tua yang ingin memanjakan anaknya secara berlebihan dan tidak membentuk karakter jatidiri anak.

“Anak SMA dibelikan mobil pribadi, termasuk untuk sekolah. Itu akan membius anak seolah-olah keberhasilan orangtuanya identik dengan kesuksesan dirinya, sehingga dia tidak terpacu dengan meraih prestasi dari dirinya sendiri. Anak SMP diberi motor pribadi, jelas tidak mungkin tak melanggar hukum, karena pasti belum bisa memproses SIM,” katanya.

Herry menandaskan keinginan untuk memanjakan anak bukannya dilarang sama sekali, namun dengan catatan jangan dianggap sebagai motor pribadi sepenuhnya.

“Ke sekolah sejauh kurang dari 3 kilometer wajib bersepeda itu merupakan bagian dari upaya melatih dan membiasakan diri kepada anak untuk melaksanakan arti kesederhanaan,” tegas Pak Wali.

Pro kontra selanjutnya adalah mengenai anggaran yang konon belum mendapat persetujuan DPRD. Mengenai hali ini, Herry Zudianto mengemukakan bahwa anggaran launching segosegawe berasal dari sponsorship. Ke depannya hal itu akan dirundingkan dengan anggota dewan.

Terlepas dari pro kontra tersebut, saya secara pribadi sangat mendukung program tersebut. Hanya saja pelaksanaannya harus diatur sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan konflik-konflik kecil di kemudian hari. Segosegawe juga harus mengedepankan penyadaran warga akan pentingnya kesehatan tubuh dan lingkungan yang bersih dan segar daripada pemaksaan lewat aturan-aturan tertentu.

Terakhir saya hanya ingin mengatakan bahwa saya sangat rindu sekali suasana kota Jogjakarata yang dulu. Jogjakarta yang bersih dan segar. Jogjakarta yang tidak bising dan macet. Serta Jogjakarta dengan pemandangan khasnya, orang-orang bersepeda ria menuju tempat aktivitas sehari-hari.

Salam sepeda, segosegawe !!


Virgo, 20-10-08

Jumat, 17 Oktober 2008

KISAH TAK MESTI SEMPURNA

Suatu malam sehabis pulang kerja, saya iseng-iseng menghidupkan pesawat televisi. Mata saya kemudian terpaku di channel televisi yang menayangkan debat menarik antara mantan mantan aktivis jalanan yang dulu menentang rezim Soeharto. Setelah sekian waktu berjalan dan rezim otoriter Orde Baru tumbang, para akativis itu pun kemudian mencari rumah mereka sendiri-sendiri. Ada yang menjadi birokrat, jurnalis, pengusaha atau juga masuk partai politik. Tetapi banyak juga yang masih setia di jalanan menyuarakan aspirasi rakyat dari pinggiran. Nah, diskusi malam itu adalah antara aktivis-aktivis yang masih setia di jalanan seperti Yenni Rossa Damayanti, Henri Siregar dari PBHI dan Sangab salah seorang pendiri Forkot versus aktivis-aktivis yang sekarang hijrah ke parpol semacam Budiman Sudjatmiko di PDIP, Dita Indah Sari di PBR dan Pius Lustrilanang di Gerindra.

Akankah hijrah mereka ke partai politik dapat menyegarkan kambali gedung parlemen yang mulai menjauh dari suara rakyat ? Ataukah mereka akan terseret arus menjadi budak uang dan kekuasaan seperti yang kita lihat sekarang ini di Senayan ? Bagaimana integritas dan konsistensi moral mereka dapat terjaga manakala Pius yang dulu menjadi korban penculikan sekarang malah bergabung dengan mantan-mantan penculiknya di Gerindra. Dita Indah Sari yang getol di jalur kiri lewat aksi-aksi buruh, PRD maupun Papernas sekarang tergabung di PBR yang notabene partai berhaluan Islam yang jelas-jelas sangat bertolak belakang. Pun juga Budiman Sudjatmiko, mantan ketua PRD, yang dulu sangat bersuara keras menentang kediktatoran masuk ke partai yang masih feodal dan sangat bergantung pada figur tertentu serta mengandalkan dinasti politik Soekarno semacam PDIP. Itulah mengapa diskusi itu benar-benar menarik ?!

Menurut saya pribadi, keputusan mereka-mereka yang bergabung dengan parpol itu tidak dapat disalahkan. Tidak mungkin mereka selamanya berjuang di jalanan, bergelut di bawah terik matahari sambil dorong-dorongan dengan aparat keamanan manakala usia mereka mulai merambat tua. Tentu ada jalur-jalur lain bagi perjuangan mereka yang lebih elegan. Salah satunya ya masuk ke parlemen itu. Ibarat orang berpacaran, di masa muda bebas kesana-kemari mencari tambatan hati yang pas tetapi pada akhirnya hanya ada satu yang menjadi rumah terakhir diantara begitu banyak pilihan. Tentu saja walau sudah mantap di rumah yang baru, masa lalu tetaplah membekas dan menjadi bagian yang tak tergantikan pada jiwa kita. Pun juga dengan aktivis-aktivis itu, idealisme yang sudah terasah lama di jalanan semoga saja tidak luntur. Toh, seumpama mereka nanti benar-benar bisa masuk senayan, itu adalah hasil perjuangan mereka menegakkan demokrasi di negeri ini sejak masih muda dulu.

Terakhir saya hanya ingin mengatakan, kisah hidup tak mesti sempurna. Mereka yang dulu sangat kita cintai tetapi di kemudian hari ternyata memilih jalan hidup lain yang mungkin berseberangan dengan nurani kita, seperti para akativis itu, haruslah tetap kita beri penghormatan yang layak atas pilihan-pilihannya. Semoga hati dan cinta mereka masih tetap sama seperti dulu, seperti halnya kita yang selalu rindu dengan pencerahan-pencerahan baru. Viva kaum marginal !!

Virgo,18-10-08

Selasa, 14 Oktober 2008

SOK TUA SOK BIJAK

Suatu malam, saya menyempatkan potong rambut di sebuah salon kecil di kota saya. Tak dinyana, salon yang biasanya sepi mamring ini mendadak ramai sekali. Antrinya minta ampun. Sepertinya hampir semua salon di kota saya pada Hari Minggu itu memang membludak. Yah, mungkin karena udara di kota saya akhir-akhir ini mendadak panas bukan kepalang. Pergantian musim dari kemarau ke penghujan kiranya yang membuatnya begitu. Rambut yang tumbuh lebat di kepala tentu semakin membuat gerah sekujur badan. Pun demikian dengan saya. Kepala ini semakin terasa berat menyandang rambut tak beraturan yang mulai menjalar sampai krah baju. Padahal saya benar-benar bermimpi memiliki rambut panjang. Mengingat bagian depan kepala saya sedikit membotak, saya selalu berandai-andai seperti Piyu Padi. Tapi alih-alih seperti musikus kondang itu, setelah saya amati benar-benar kok muka saya menjadi semakin aneh. Semakin lucu. Semakin memperlihatkan aroma kejenakaan Saya jadi sering tertawa geli memandang sosok wajah ini di depan cermin. Duh...gusti, ini anugerah atau bencana baik yang patut disyukuri...hehe.

Bukan masalah pergantian cuaca atau rambut yang mulai rontok yang menjadi sasaran utama posting saya kali ini sebenarnya. Tapi suara-suara yang selalu menggelitik nurani saya. Suara-suara yang selalu berdengung : kamu sudah tua, apa yang telah kauperbuat dalam hidup ? Apa jasa dan tenagamu bagi kehidupan ? Adakah makhluk lain merasa nyaman dengan keberadaanmu di dunia ? Ataukah engkau hanya menjadi pelengkap derita saja ? Pertanyaan-pertanyaan yang kadang menelisik sampai jauh ke dalam pikir saya. Membuat saya banyak melamun, mengingat-ingat masa lampau sambil membayangkan masa-masa yang akan datang. Yah, begitu banyak lika-liku dan cerita di dalamnya. Terkadang jalan hidup memang tak seperti yang kita kehendaki, tapi pada akhirnya kita tetap harus bersyukur. Betapa tuhan telah menyuratkan cerita begitu berwarna pada diri kita. Belum tentu orang lain memilikinya. Tinggal kita mengolahnya dengan sedikit rasa agar bisa memberi arti bagi diri kita sendiri, orang lain ataupun lingkungan sekitar.

Dan memang saya harus benar-benar bersyukur. Setelah saya renungkan, banyak juga catatan kebaikan dan nilai kemanfaatan saya di dunia. Walau tentu saja banyak juga keburukan yang saya lakukan. Manusia tidak ada yang sempurna. Yang terpenting kita selalu berupaya berbuat baik dan bermanfaat bagi sesama. Apapun itu. Insyaallah niatan itu akan dapat saya lakukan.

Kebetulan sekali pula banyak sahabat yang hari-hari belakangan ini bertukar pikiran dengan saya. Dan secara garis besar masalah yang mereka hadapi adalah sama : kebingungan atau ragu memilih arah jalan hidup ketika di hadapan mereka terbentang begitu banyak pilihan untuk merenda masa depan. Terkadang memang sulit hidup diantara pilihan-pilihan. Tetapi begitulah kehidupan. Tidak semuanya dapat kita raih. Sebenarnya menurut saya, apapun pilihan kita itu adalah baik. Asal ada tanggungjawab dan dilakukan dengan sepenuh hati. So...maju terus dengan pilihan dan impian-impianmu kawan. Buat Pak Dhe...jalan hidupmu masih saya olah menjadi sebuah masterpiece. Semoga engkau tetap istiqomah tanpa riba di jalur syariah sekalipun mimpimu merengkuh nunuk tak bakal pernah kesampaian...hehe. Buat lepex, jangan pernah menyerah bro, sekalipun rembulan tak dapat kauraih setidaknya engkau masih bisa memandangi raut wajahnya di malam hari. Sinarnya senantiasa menghiasai malam-malam indah kita. Buat Fa, selamat berkarya di kota kembang. Jangan lupa, kalo nanti dapat kawan mojang priangan yang pahen dan berambut lurus panjang kaya Luna Maya butuh pendamping hidup yang agak nyentrik dalam penampilan maupun pemikiran, kasih saja curriculum vitae saya...hehe.

Sebagai penutup, saya akan menukilkan kata mutiara yang saya dengar di radio pagi tadi. Hidup bukanlah melakukan segalanya. Hidup adalah melakukan sesuatu. Tentang maksud kata-kata itu, silakan Anda jabarkan sendiri...hehe.

Salam,

Senin, 29 September 2008

PULANG

Semua orang ingin pulang. Saat pulang, saya bisa berefleksi, mengingat kenangan masa kecil sambil menerawang masa depan.” ( Happy Salma, artis dan penulis )

Ramadhan sebentar lagi berakhir, saatnya untuk pulang bagi para perantau. Semua yang pergi pasti akan pulang. Sejauh bangau terbang akan kembali pula ke sarangnya. Masa kini dan masa depan sekedar muara dari masa lalu. Maka, masa lalu itu penting meskipun tidak harus menjerat langkah. Pulang mencerminkan sikap rendah hati, bahwa sesukses apapun, sehebat apapun, manusia harus selalu ingat pada asal-usulnya.

Seperti diungkapkan Happy Salma, artis yang belakangan sibuk menulis cerpen, pulang tidak hanya diartikan kembali ke rumah tetapi dapat diartikan pula kembali ke masa lalu dimana kita berawal. Maka yang tergambar di hadapan kita adalah masa kecil, orangtua dan orang-orang terdekat yang membimbing kita menapak dunia. Sesuatu yang mungkin kita lupakan seiring derasnya arus kehidupan. Oleh karena itu, momen lebaran adalah saat untuk menengok ke belakang, menghadirkan lagi makna keluaraga, kerabat dan sahabat.

Maka demikianlah, Hari Raya Idul Fitri, terutama di negara kita, merupakan sesuatu yang luar biasa. Idul Ftri merupakan moment penting bagi umat Islam untuk tutup buku dan membuka lembaran baru. Tutup buku dalam artian menghapus setiap kesalahan kepada sesama manusia dan dosa kepada Allah SWT selama setahun berlalu dengan bermaaf-maafan dan memohon ampun kepada-Nya. Membuka lembaran baru dalam arti memulai kembali perjalanan hidup setelah dinyatakan kembali dalam kesucian.

Idul Fitri juga merupakan moment yang ditunggu-tunggu banyak orang. Istilah ied yang berarti kembali, menjanjikan hikmah yang luar biasa bagi kehidupan umat manusia. Setidaknya ada beberapa hikmah yang dapat diraih, antara lain kembalinya ikatan silaturahim, kembalinya kepekaan sosial dan kembalinya manusia ke fitrahnya.

Buat kawan-kawan semua, yang kebetulan membuka blog ini, saya selaku makhluk tuhan yang hina, pasti banyak salah dan lupa, baik itu saya sengaja maupun tidak saya sengaja. Karenanya, dari lubuk hati terdalam dan dengan kerendahan hati, saya mohon maaf yang setulus-tulusnya. Semoga ke depan kita dapat melalui hari yang lebih baik, selalu dalam naungan-Nya.

Sementara buat kawan-kawan yang menjalani ritual kepulangan alias mudik, saya doakan selamat sampai kampung halaman bertemu dengan sanak saudara, handai taulan dan nantinya kembali lagi ke perantauan atau tempat bermukim yang sekarang dengan selamat pula. Puisi dari Joko Pinurbo berjudul Tiada berikut ini mungkin bisa menyegarkan pikir kita tentang arti sebuah kepulangan dan betapa berharganya kasih orang tua terutama seorang ibu :

Tiada pengembara yang tak merindukan
sebuah rumah, bahkan jika rumahnya hanya ada
di balik iklan yang ia baca di perjalanan.

Tiada rumah yang tak merindukan seoarang ibu
yang murah berkah, bahkan jika ibu tinggal ada
di bingkai foto yang mulai kusam.

Lebih baik punya ibu daripada punya rumah,
kata temanku rumahnya konon baru enam
sementara sosok ibunya belum juga ia temukan.

Ya lebih baik punya keduanya, kata saya
dan entah mengapa airmatanya leleh perlahan.

Salam hangat selalu….

Rabu, 24 September 2008

TENTANG RUU APP


Hari ini, setelah sekian lama bersemadi dalam keheningan, saya tertarik kembali untuk menulis. Yah, sekedar corat-coret untuk memperbaharui blog. Topik yang menarik minat saya adalah tentang pro dan kontra RUU APP yang mulai marak kembali. Kabarnya sebentar lagi rancangan undang-undang ini akan segera ditetapkan. Banyak demo yang mendukung segera disyahkan, banyak pula yang menentang. Konon kabarnya Bali dan Papua adalah daerah yang mayoritas menentang keras. Mereka khawatir RUU ini bila jadi disyahkan akan memberangus kreasi dan tradisi berkeseniaan mereka yang sudah berlangsung selama ini.

Pendapat saya tentang hal ini sederhana saja, bila masih ingin Bhinneka Tunggal Ika dipertahankan seyogianyalah negara berdiri diatas semua golongan. Negara boleh mengakomodir keinginan dan tuntutan golongan tertentu tetapi jangan sampai mengesampingkan kepentingan golongan lain yang mungkin lebih minoritas. Tentang kepornoan dan punishmentnya sebenarnya telah termaktub dalam berbagai kitab suci agama, yang tingkatannya lebih tinggi dari undang-undang yang notabene bikinan manusia. Biarlah masing-masing diri pribadi yang menafsirkan dan mempertanggungjawabkan secara moral kepada tuhan dan lingkungannya. Saya rasa manusia mempunyai akal budi yang lebih tinggi dari makhluk lain sehingga dapat mengukur peradabannya sendiri tanpa harus terbelenggu dengan peraturan atau undang-undang tertentu.

Ada juga yang berpendapat bahwa RUU APP ini adalah bentuk perlindungan Negara kepada perempuan yang selama ini banyak mengalami pelecehan dalam berbagai bidang.
Yah, begitulah. Setiap ada konotasi cabul atau porno selalu mengarah kepada sosok perempuan. Dalam berbagai hal yang berkaitan dengan sex dan sejenisnya perempuan sepertinya selalu menjadi obyek penderita. Jarang yang menyentuh kaum laki-laki. Bagi saya pribadi, perempuan adalah makhluk yang indah dan mulia, yang wajib dihormati hak dan pilihan-pilihannya. Biarkanlah mereka merdeka dan menggunakan anugerah fisik yang dikaruniakan tuhan dengan lepas tanpa belenggu yang mengikat kebebasan ‘kemanusiaannya’ untuk berpikir dan berkreasi mandiri. Toh, nanti masyarakat dan lingkungan sendiri yang akan menilai. Sebagai perbandingan, sekalipun berpakaian lebih tertutup, saya yakin banyak laki-laki lebih menganggap seksi dan menghargai Luna Maya daripada Dewi Persik ataupun Julia Perez yang banyak mengumbar aurat. Artinya, tingkat ‘keunggulan’ perempuan terletak bagaimana ia mencitrakan diri dalam pandangan publik tanpa terlalu over dalam segala hal. Dan saya rasa banyak perempuan menyadari hal ini.

Perihal pornografi dan pornoaksi ini juga berkaitan dengan makin menurunnya kadar moral generasi muda sekarang ini. Undang-undang ini, menurut beberapa orang yang mendukungnya juga bertujuan untuk menanggulangi kemorosotan akhlak anak bangsa semisal pergaulan bebas yang berujung berbagai tindakan krimiminalitas. Menurut saya, undang-undang apapun belum tentu dapat menanggulangi kecanggihan teknologi modern yang memungkinkan kita tergiur budaya asing yang menjejalkan kebebasan tanpa batas. Jalan terbaik adalah mengintensifkan kembali pendidikan moral dan agama baik di dalam keluarga ataupun lembaga-lembaga pendidikan umum. Sudah selayaknya pendidikan moral mendapat jatah yang banyak dalam kurikulum-kurikulum sekolah. Dan yang terpenting setiap elemen bangsa benar-benar serius dalam bidang yang dikerjakannya sehingga memberi contoh generasi baru bahwa moral yang baik akan menumbuhkan hasil dan kehidupan yang baik pula.

Jadi, bila sekarang ini banyak pro kontra menyoal masalah kepornoan, saya hanya ingin berkata, marilah kita berpikir jernih. Kalau dipikir-pikir, kita lahir ke dunia inipun setelah terjadi perbuatan porno oleh pendahulu-pendahulu kita…

Sabtu, 30 Agustus 2008

HANYA INGIN BERCERITA...

Apa yang kita cari di dunia ? Kesana kemari tiada henti. Kadang gembira bukan kepalang dan semangat pun berkobar-kobar bila hati sedang berbunga-bunga. Hidup terasa indah dan sayang untuk dilewatkan begitu saja. Kali lain ketika hati sedang gundah, hidup terasa begitu menyesakan dan menjemukan. Monoton dari waktu ke waktu. Kehidupan seperti bergulir lambat.

Itulah mungkin seninya hidup. Ada suka ada duka. Ada senang ada susah. Ada keberhasilan, ada juga kegagalan. Tanpa itu semua mungkin kehidupan terasa hambar. Kurang greget dan kehilangan ruhnya. Tanpa itu semua kita juga akan stagnan. Berhenti di satu titik dan terbelenggu oleh sebuah kemapanan. Manusia akan kehilangan daya pikir dan cipta yang merupakan keunggulan kita dibanding makhluk-makhluk lain.

Dalam hubungannya dengan sang pencipta, saya jadi teringat lagunya Ahmad Dhani dan almarhum Chrisye, Jika Surga dan Neraka Tak Pernah Ada. Menurut saya lagu ini adalah lagu religi terbaik yang pernah muncul bila mau digolongkan sebagai sebuah lagu religi seperti yang sebentar lagi akan marak di negeri ini dalam menyambut perhelatan agung Ramadhan. Lagu tersebut mengandung pesan apabila surga dan neraka tak pernah ada, amal dan dosa juga tak pernah dicatat, apakah kita masih mau mengingat-Nya. Apakah kita masih khusyu menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya? Apakah kita juga masih mengklaim kesucian kita diatas yang lain dengan dalih sebagai pengikut tuhan yang paling setia, paling taat dan paling benar ?

Kali lain, saya juga teringat dengan kuis iseng-iseng yang dibuat oleh penyair Hasan Asphahani dalam blognya beberapa waktu yang lalu. Ia memberi tanya, apakah yang akan kita lakukan bila tuhan membebaskan kita dalam sehari saja untuk melakukan apa saja tanpa ada dosa atau hukuman apapun itu. Dan jawabanpun akhirnya beragam. Bagi seorang yang sudah melekat iman dan takwanya kepada sang pencipta sampai ke hati dan tulang sumsum, mungkin perbuatan baik adalah sebuah keniscayaan sedang perbuatan buruk adalah sebuah kenihilan. Tanpa pahala dan dosa pun mereka tetap taat kepada-Nya. Kebalikannya bila seseorang memang sudah bengal dari sononya. Perbuatan buruk adalah sebuah kepastian sedang perbuatan baik tentu saja adalah sebuah ketololan. Sementara kebanyakan dari kita berada ditengah-tengah kedua kaum itu. Perbuatan baik selalu berusaha kita lakukan dan impikan sambil dalam hati terus berusaha mencecap dan mencicipi perbuatan-perbuatan buruk. Tapi itulah kebanyakan dari kita. Kodrat manusia yang selalu ragu-ragu di persimpangan, dimana sebenarnya bisa memilih belok ke salah satu tikungan, berhenti atau malah kembali ke titik awal.

Maka demikianlah, tidak mengherankan bila memasuki bulan Ramadlan nanti kehidupan sekeliling kita mendadak sangat religius padahal pada hari-hari lain biasa-biasa saja atau malah cenderung berada di luar jalur agama. Tempat-tempat hiburan malam sepi atau bahkan tutup sama sekali padahal biasanya hingar bingar sampe pagi. Orang-orang yang tiap harinya lupa sembahyang lima waktu pun jadi giat ke masjid. Artis-artis yang wara-wiri di layar kaca dengan bangga mempertontonkan lekuk tubuhnya kini berbusana tertutup rapi. Mereka seperti yang akan segera kita lihat di televisi dengan khidmat mendengarkan ceramah atau pengajian dari ustadz-ustadz kondang yang mendadak selebritis. Anak-anak muda yang biasanya pacaran seenaknya di tempat-tempat terbuka kini mulai juga megurangi intensitasnya. Yang perempuanpun mulai gemar berpakaian agak tertutup padahal pada bulan lain dengan santainya mejeng di mal atau tempat keramaian lain hanya ber-tink top atau bercelana pendek ria. Alhasil, griya-griya busana muslim pun mulai diserbu pembeli. Walau sebenarnya mereka adalah korban mode bukan karena ingin berbusana muslim yang baik dan benar. Masak jilbab kok ketatnya minta ampun dan kalo nungging g-stringnya keliatan…hehe.

Itulah fenomena di sekitar kita dan memang seperti itulah adanya. Di waktu lain, setelah Ramadlan berakhir dan bulan baik ini telah menjauh, lambat laun kehidupan pun kembali berjalan normal. Tempat-tempat hiburan malam mulai buka kembali. Artis-artis mulai hot dan seksi seperti dulu. Anak-anak muda sudah merdeka lagi. Dan seterusnya….

Terlepas dari itu semua, saya pikir itu sudah lebih baik dari pada tidak ada kesadaran untuk menengok ke atas sama sekali. Setidaknya dalam setahun ada satu bulan dimana kita bisa bertobat setelah di bulan-bulan lain mungkin kita bermaksiat. Tentang amal ibadah itu urusan Yang Maha Kuasa. Diterima atau tidak itu bukan hak kita untuk menilai. Itu adalah prerogratif sang khalik. Saya jadi ingat ucapan Imam Ali dalam salah satu riwayatnya yang kurang lebih isinya seperti ini : Barangsiapa beribadah kepada tuhan karena takut itu adalah ibadahnya budak, barangsiapa beribadah kepada tuhan karena mengharap pahala itu adalah ibadahnya pedagang, sedangkan barangsiapa beribadah karena cintanya kepada tuhan, entah tuhan ridla (berkenan) atau tidak, itulah sebenar-benar ibadah.

Jadi hanya diri kita sendiri dan tuhanlah yang dapat mengukur seberapa besar cinta kita kepada-Nya. Semoga kita dapat mengisi Ramadlan ini dengan hati jujur dan beribadah dengan ikhlas.

Akhirul kata, selamat menunaikan ibadah puasa bagi kawan-kawan yang menjalankannya….


BeeNet, 30-08-08

Jumat, 22 Agustus 2008

SERAGAM BUAT KORUPTOR


Sungguh mengejutkan dan memberi angin segar bagi pemberantasan korupsi di tanah air apa yang dilakukan KPK dengan jajaran tingginya yang baru belakangan ini. Penjebakan, penyadapan dan penangkapan yang dilakukan terlepas dari pro kontra yang melingkupinya, benar-benar membuat terhenyak masyarakat. KPK tidak hanya mendapatkan tangkapan-tangkapan kelas teri tetapi juga beberapa kakap berhasil dijaring. Salah satu yang menghebohkan dan mendapat porsi besar dari media adalah penangkapan yang dilakukan terhadap beberapa wakil kita di senayan beberapa waktu berselang.

Yah, terpilihnya Antasari Azhar sebagai ketua KPK dulu memang sempat diragukan kapabilitasnya. Tetapi beberapa gebrakan yang dilakukan di awal kepemimpinannya seperti mementahkan keragu-raguan masayarakat itu. Semoga kepercayaan public ini dapat terus dijaga. Jangan sampai seperti yang jamak terjadi di sebagian pemimpin kita, hanya di awal-awal saja mengaum. Selebihnya melempem kalau sudah berhadapan dengan uang atau kekuasaan yang lebih tinggi. Malu dong Pak Antasari dengan cambang lebatnya kalo tak berani membabat koruptor-koruptor yang lebih kakap lagi...hehe.

Satu lagi gebarakan KPK yang menghenyakan kita beberapa hari lalu adalah rencana pembuatan seragam khusus bagi tahanan kasus korupsi (koruptor). Sesuai dengan keterangan M Jassin, salah satu petinggi KPK, seperti dilansir beberapa media, masyarakat diminta partisipasinya untuk urun rembug masalah ini. Rencananya seragam ini tidak akan ditenderkan, karena nominalnya masih dibawah 50 juta. Awal tahun depan diharapkan sudah dapat terealisasi.

Maka demikianlah, rame-rame orang berusaha membuat desain seragam khusus ini. Tv, koran, majalah seakan berlomba-lomba memuat rancangan seragam yang pas. Dan sudah dapat ditebak, beraneka desain seragam akhirnya bermunculan. Negeri kita memang penuh dengan bakat-bakat seni yang luar biasa. Alhasil, desain yang bermunculan malah terkesan sangat fashionable. Kaya warna dan kemungkinan bisa juga jadi trendsetter mode...hehe. Pernah sepintas saya lihat, ada yang menawarkan seragam mirip kostum pemain bola. Bagus sekali desainnya, melebihi desain timnas PSSI yang semakin lama semakin ngga karuan desain kaosnya itu. Wah...bisa-bisa para koruptor malah tambah pede pake kostum seperti ini...:D

Menurut saya, ide tersebut juga cukup baik asal pelaksaannya juga lurus-lurus saja. Tidak malah menimbulkan kolusi atau korupsi-korupsi baru. Bagi saya mungkin hanya satu seragam yang pas bagi koruptor. Murah dan dijamin ngga rentan dengan korupsi. Apa itu ? Kain mori atau kain kafan...hehe. Artinya hukuman matilah yang tepat bagi koruptor. Logikanya, pembunuh berantai yang membunuh beberapa orang saja dihukum mati, apalagi koruptor yang mencomot uang rakyat bermilyar-milyar hingga dimungkinkan lebih banyak orang yang mati karenanya. Alangkah indahnya juga kalo para koruptor itu bertobat sebelum menjalani eksekusi hukuman mati kemudian dengan kostum yang putih bersih satu per satu memasuki pintu-pintu ilahi....hehe.

Saya memposting ini tidak ingin menakut-nakuti siapa saja. Hanya bercanda dan bergurau semata. Bila banyak hal tentang kematian di dalamnya, tidak lain hanya berusaha mengingatkan kita semua bahwa mati adalah hal yang wajar dan biasa. Semua akan mengalaminya cuma bagaimana kita mempersiapkan dan menyikapinya. Ngga nyambung ya? Memang saya sering ndleming dan sok tua akhir-akhir ini. Lepas dari itu semua, maju terus KPK. Ciptakanlah negera Indonesia yang sejahtera bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme.....

giant, 22-0808

Foto : diambil dari sini

Rabu, 20 Agustus 2008

KETIKA ROKOK (AKAN) MENJADI HARAM....



Indonesia adalah sorga luar biasa ramah bagi perokok,
tapi tempat siksa tak tertahankan bagi orang yang tak merokok

..... ..................................................................

Di sebuah ruang sidang ber-AC penuh,
duduk sejumlah ulama terhormat merujuk
kitab kuning dan mempersiapkan sejumlah fatwa.
Mereka ulama ahli hisap.
Haasaba, yuhaasibu, hisaaban.
Bukan ahli hisab ilmu falak,
tapi ahli hisap rokok.
Di antara jari telunjuk dan jari tengah mereka
terselip berhala-berhala kecil,
sembilan senti panjangnya,
putih warnanya,
ke mana-mana dibawa dengan setia,
satu kantong dengan kalung tasbih 99 butirnya,

...........................................................


Bait-bait diatas saya cukil dari puisinya Taufik Ismail berjudul Tuhan Sembilan Senti. Kalo mau menyimak lebih lengkap puisi panjang ini, silahkan baca disini...hehe. Anda semua mungkin sudah bisa menebak mengapa saya pajang puisi tersebut diatas. Yah, tentu saja tak jauh dari rencana MUI mengeluarkan fatwa haram tentang rokok. Mengingat barang tersebut mempunyai cerita dan sejarah panjang dalam hidup saya, maka mau tak mau saya terusik juga untuk sekedar menuliskan beberapa hal mengenai rokok dan segala problematika yang melingkupinya.

Semua perokok dalam hati kecil pasti berkeinginan untuk berhenti merokok dan mengharapkan orang-orang yang dicintainya tidak merokok. Semua perokok juga tahu bahwa menghisap sebatang rokok lebih banyak mudharatnya daripada manfaat yang diperoleh. Saya bisa memastikan hampir seratus persen berpikir seperti itu. Lalu mengapa mereka sulit berhenti merokok ? Tak mudah untuk menjawabnya. Tradisi merokok memang sudah terlalu mengakar dan membudaya. Di setiap petak kehidupan di negeri ini hampir tidak bisa dilepaskan dari rokok. Semua kalangan menjadi penggemar dan pecandu rokok. Bila rokok sudah menjadi kebutuhan yang utama, maka segala hal akan berjalan kacau tanpa rokok. Lihatlah fakta-fakta berikut !? Lik Minto akan pusing-pusing dan tidak bisa bekerja dengan giat apabila tidak ditemani sebungkus rokok setiap harinya. Tor, adik saya, tidak bisa begadang tiap malam membuat program-program komputer tanpa sebatang rokok di sela-sela jemarinya. Mas Beno, seorang seniman, merasa bumpet pikirannya dan tidak bisa menghasilkan karya-karya yang bagus tanpa kepulan asap dari mulutnya. Begitu juga ini, pengakuan dari seorang Butet Kertaredjasa bahwa kalau ia tidak enak merokok itu menandakan bahwa dirinya malah sedang sakit. Waduuh...Bukankah kalo begitu rokok telah menjadi semacam dewa bagi setiap pecandunya ??

Saya juga pecandu rokok. Sejak kecil saya sudah akrab dengan barang ini. Dulu, sewaktu masih SD sampai SMP harus mencuri-curi waktu kalo mau merokok. Maklumlah, emak saya paling benci melihat orang merokok. Ada bau asap rokok sedikit saja di dalam rumah beliau sudah mual-mual. Bapak saya konon juga perokok. Setelah kawin dengan emak, beliau berhenti total dari rokok. Menyentuh sedikitpun tidak mau. Bapak saya adalah contoh langka perwujudan sebuah cinta dan kesetiaan hingga detik ini. Saking cintanya hampir setiap kata-kata emak selalu diperhatikan. Berbeda jauh dengan anak-anaknya. Mungkin karena pergaulan dan kondisi yang mengharuskannya begitu, ketiga anak-anaknya sekarang menjadi perokok-perokok kelas wahid...hehehe. Sudah menjadi hal yang umum kalo sekarang di dalam rumah selalu berserakan puntung dan abu rokok. Mungkin dalam hati emak saya akan menangis. Beliau telah gagal mendidik anak-anaknya menjadi orang yang berperilaku dan berpenampilan sehat, terhindar dari rokok. Tapi begitulah, setiap orang pasti ingin berhenti merokok. Tapi sulitnya memang minta ampun. Mak...doakan kami agar dapat segera lepas dari rokok !?

Saya sebenarnya sudah sempat berhenti merokok, malah hampir tiga tahun tidak merokok. Seperti sudah saya katakan di awal, perjalanan hidup saya dengan nicotine amatlah panjang. Kalo dipikir-pikir hampir separuh dari penghasilan saya tersedot olehnya. Sampai suatu saat, saya ketakutan setengah mati. Setelah bertahun-tahun batuk tak kunjung sembuh, badan yang sudah kurus semakin kurus, pada akhirnya saya batuk darah hingga didiagnosa terkena TBC. Saya agak malu juga sebenarnya dengan penyakit ngga elit ini. Takut menular dan dijauhi orang lain. Walau rokok sebenarnya bukan penyebabnya tetapi dengan merokok salah satunya maka penyakit ini akan gampang singgah ke tubuh kita. Gaya hidup saya yang serampangan mungkin yang menjadi pemicunya. Setelah melalui pengobatan intensif selama enam bulan dan berhenti total dari rokok akhirnya saya sembuh juga. Dari sini saya jadi tahu, ternyata banyak juga dari kita yang terkena penyakit orang kumuh ini. Mungkin karena malu dan tidak tahu saja sehingga banyak yang tidak terdeteksi. Setiap kali saya kontrol ke Panti Rapih, ada juga nona-nona cantik, ibu-ibu dan bapak-bapak yang hidupnya wah dijangkiti virus ini. Memang penyakit tidak pandang bulu bukan....hehe??

Maka demikianlah, setelah itu saya berhenti total menghisap rokok. Ritual-ritual merokok setelah habis makan atau waktu kumpul-kumpul dengan orang banyak sudah tidak saya lakukan lagi. Niat dan tekad saya sudah benar-benar bulat saat itu. Waktu terus berjalan, akhirnya pertahanan saya jebol juga. Setelah hampir tiga tahun tidak mengendus rokok barang sebatangpun, kini saya mulai akrab kembali dengan barang ini. Romansa dan kenangan indah masa lalu dengan si tuhan sembilan senti ini seakan menghapus kenangan buruk saya bersama tubercolusis. Walau tidak separah dulu, tapi kembalinya saya ke pelukan rokok sebenarnya adalah sebuah langkah mundur. Yang patut digarisbawahi dari pengalaman saya ini adalah tanpa niat dan tekad yang kuat akan sulit bagi seorang perokok untuk meninggalkan ketergantungannya kepada rokok. Apalagi bila lingkungannya juga perokok. Makin sulit lagi. Seseorang akan benar-benar berhenti merokok jika penyakit mulai menggerayangi tubuh. Begitulah mungkin kesimpulan saya.

Persoalan rokok adalah persoalan yang kompleks di negara kita. Terkait dengan banyak hal. Tidak hanya berkutat pada masalah kesehatan saja tetapi juga menyangkut hajat hidup orang banyak. Memang merokok merugikan kesehatan dan mengancam generasi muda kita tetapi bagaimana nanti nasib buruh-buruh rokok yang bertebaran di negeri ini apabila pabrik-pabrik rokok ditutup. Bagaimana juga nanti nasib petani-petani tembakau dan cengkeh yang kehidupannya bergantung dari sini. Beberapa tahun yang lalu, kehidupan ekonomi kota Kediri lumpuh gara-gara PT Gudang Garam berhenti beroperasi beberapa hari. Ternyata mata rantai produksi rokok itu amat panjang dan melibatkan banyak orang. Mulai dari buruh luar, buruh produksi hingga ke para distributor. Semuanya melibatkan banyak kepala yang menggantungkan kelangsungan hidupnya dari situ. Lha ...bagaimana nanti kalo pabrik-pabrik rokok itu tutup ??

Di sisi lain negara juga mendapatkan pendapatan yang cukup banyak dari cukai rokok. Di saat keuangan negara sedang kacau seperti ini, industri rokok telah menyokong pendapatan negara yang tidak sedikit. Selain itu, event-event besar olahraga seperti sepakbola juga masih bergantung dari sponsor pabrik rokok. Ini juga harus menjadi perhatian bukan ?

Oleh sebab itu, MUI harus berhati-hati bila ingin memfatwakan bahwa rokok itu haram. Jangan sampe seperti yang sudah-sudah, begitu banyak fatwa yang membingungkan dan meresahkan umat. Jangan sampe juga nanti ulama melanggar fatwanya sendiri. Pada kenyataannya banyak kiai dan santri yang menjadi perokok berat ( seperti disindir puisi diatas). Dan saya yakin akan sulit untuk berhenti. Seperti pernah diungkapkan Gus Mus, kiai yang juga perokok, merokok adalah kesalahan kita sejak awal. Membenahinya diperlukan sikap dan pemikiran yang arif dan bijaksana.

Lalu bagaimana sebaiknya langkah yang harus diambil ? Menurut saya kita optimalkan dulu perda-perda larangan merokok di tempat umum yang sudah berlangsung saat ini. Kemudian juga penayangan iklan rokok diatas jam sembilan malam. Menaikkan cukai rokok sampe 65 persen seperti di negara lain juga merupakan langkah yang bagus. Plus kita mengintensifkan kampanye anti rokok dan penyuluhan-penyuluhan tentang bahaya merokok. Sembari itu berlangsung, pemerintah harus secepat mungkin mencetak lapangan kerja baru sebagai pengganti pabrik-pabrik rokok apabila nantinya benar-benar ditutup.

Hal diatas mungkin akan sulit terwujud. Di saat lapangan kerja semakin menyempit dan pengangguran membludak seperti sekarang ini pendapat saya tersebut cuma sebatas wacana pikir semata. Tetapi adakah pemecahan yang lebih baik dari itu ? Silahkan Anda berpikir sendiri....? Saya akan melanjutkan ngrokok yang belum habis ini...hehe.

Ngarep monitor, dikancani tegesan karo sacangkir kopi

Foto : generasi muda yang harus dilindungi dari rokok.....hehe


Minggu, 17 Agustus 2008

TENTANG SAYA, BUKU DAN SASTRA

Kemarin saya menghadiri sebuah acara rutin bulanan yang diadakan sebuah komunitas sastra di daerah saya, Lumbung Aksara. Komunitas ini memang selalu mengadakan bedah buku dan juga semacam tadarus puisi setiap kali launching buletin bulanan mereka. Sebetulnya sudah berkali-kali saya diundang, tetapi baru kali ini bisa menyempatkan diri datang. Yah, beginilah nasib seorang nomaden. Berpindah-pindah tempat dalam mencari sesuap nasi. Hidup dengan kaki berpijak diantara dua kota yang amat saya cintai, Jogja dan Kulon Progo. Begitulah, karena kecintaan dan kekaguman saya pada perjuangan kawan-kawan LA dalam menumbuhkan semangat menulis dan membaca akhirnya saya sempatkan juga untuk datang. Dan insya allah pada kali lain nantinya kalo diundang lagi saya akan datang juga.

Di sana telah hadir beberapa orang, laki-laki dan perempuan. Saya tak tahu persis nama mereka satu per satu. Hanya beberapa orang yang saya kenal, yakni Mas Marwanto, lurahnya komunitas ini. Mba Ndari dan Mas Rio yang sering saya buka-buka blognya. Mba Iszur yang sekretaris redaksinya dan juga Mas Cimeng, pemimpin umum Prasasti yang sebelumnya baru saya kenal namanya tanpa saya ketahui yang mana orangnya. Sebentar kemudian saya telah melibatkan diri dalam diskusi yang sangat menarik dengan mereka. Kebetulan waktu itu yang dibedah adalah buku Tasawuf Cinta, pengarangnya saya lupa.... Pembedahnya adalah Mas Cimeng. Amboi...saya dibuat kagum karenanya. Mas Cimeng membedah buku ini dari berbagai sisi dengan sangat brilian. Yang lain pun kemudian saling bergantian mengeksekusinya. Saya banyak menjadi penonton dalam diskusi ini, hanya sesekali menimpali. Maklumlah, jujur saja ilmu saya belum seberapa dibanding mereka. Baru mengenal sastra akhir-akhir ini saja. Membaca buku pun hanya sambil lalu dan kebanyakan ngga sampe habis membacanya. Mungkin hanya berita koran dan tabloid sepak bola saja yang saya selami benar tiap kata-katanya...hehe.

Lepas dari itu semua, saya sangat bangga diundang ke acara ini. Komunitas yang dari dulu sebanarnya saya rindukan. Komunitas yang sesuai dengan minat dan jiwa saya. Hanya karena kepentok pekerjaan dan tetek bengek yang selalu menelikung kehidupan sehari-hari sajalah saya begitu sering mengabaikannya. Ke depan saya akan sebisa mungkin membaur ke dalamnya. Membincang tentang sastra, baca dan tulis menulis dengan kawan-kawan yang saya cintai.

Sontak saya pun kemudian teringat, bahwa dulu waktu SD sebenarnya saya juga pernah juara lomba baca puisi. Tingkat kecamatan atau apa saya agak lupa. Dan di waktu SMA beberapa tulisan juga pernah nyanthol di koran. Honornya kala itu cukup lumayan. Untuk beli bakso tiga porsi plus sebungkus rokok masih sisa. Hanya karena keadaan dan jalan hidup yang membuat saya kemudian melupakan dunia yang sebenarnya sangat saya cintai ini. Saya ada bakat ke arah itu : D.

Kini, di saat kehidupan saya mulai tertata rapi ( ...lha apa ki, kaya panganan wae ??). Banyak kawan dengan minat yang serupa. Plus kemajuan teknologi yang semakin canggih, seperti internet dan semacamnya. Saya akan berusaha kembali mengembalikan dan mengasah kemampuan saya. Menulis dan membaca sesempat mungkin. Kalo dulu, membaca hanya buku-buku yang ngepop kini akan saya usahakan yang bermutu dan bernilai sastra. Kalo sekarang, menulis hanya dari balik bilik-bilik warnet, kini akan saya usahakan dan resapi sebaik mungkin. Siapa tahu mungkin nanti ada media yang mau memajang tulisan saya...hehe.

Akhirnya, saya ucapkan selamat kepada Lumbung Aksara atas eksistensinya selama ini. Semoga kita dapat selalu menggelorakan semangat baca tulis di sekitar kita. Membaca menulis menjaga hidup. Siapa tahu disini nanti akan lahir seorang penulis atau sastrawan hebat semacam Pramoedya atau Rendra. Ya...siapa tahu ??!

BeeNet, 17-08-08

Rabu, 13 Agustus 2008

PREDIKSI


Gelaran liga terbaik di dunia, Liga Inggris, pekan depan akan dimulai. Banyak transfer telah berlangsung. Ada pemain yang masuk dan ada yang keluar. Banyak pula bibit-bibit muda potensial yang akan berkembang. Pelatih-pelatih top pun mulai memutar otak mengatur strategi. Pokoknya, setiap kesebelasan telah menyiapkan amunisinya sedemikian rupa. Tetapi sayang, kita akan gigit jari kembali. Tak bisa menonton secara langsung aksi-aksi indahnya tiap akhir pekan. Menurut kabar, hak siar di Indonesia kembali dipegang Astro. Hanya yang berduit dan berlanggananlah yang puas menikmatinya.

Disini, saya tidak akan panjang lebar berbicara liga Inggris dengan segala pernak-perniknya. Sudah banyak koran, majalah, situs-situs olahraga yang mengupasnya dengan detail. Baca saja dari situ…hehe. Saya hanya akan memprediksi siapa saja yang akan berjaya dan menjadi pecundang di musim depan plus top scorer nya. Tentang keakuratan prediksi saya, nanti di akhir kompetisi bisa Anda lihat sendiri. Inilah prediksi saya :

Peringkat 6 besar Liga Inggris 2008/2009 :

  1. Manchester United

  2. Liverpool

  3. Arsenal

  4. Chelsea

  5. Totenham Hotspur

  6. Newcastle United

Yang akan terdegradasi :

  1. Portsmuth

  2. Blackburn Rovers

  3. Bolton Wanderers

Top scoorer :

  1. Fernando Torres ( Liverpool)

  2. Cristiano Ronaldo ( MU )

  3. Robbin van Persie ( Arsenal )

Satu lagi prediksi saya. Di pertengahan musim pelatih Chelsea asal Brasil Luis Fellipe Scholari akan dipecat kerena gagal mengangkat perfoma tim. Gaya samba Brasil tak cocok untuk sepakbola Britania Raya.

Akhirnya, saya ucapakan selamat menonton kembali liga-liga dunia. Selamat begadang. Selamat ber-prediksi ria. Salam olahraga. Bravo sepak bola…..

Giant, 13-08-08

Senin, 11 Agustus 2008

PATAH HATI



Bagaimana rasanya orang yang patah hati ? Secara langsung mungkin saya belum pernah merasakannya. Saya terlalu santai untuk hal-hal seperti itu. Tetapi sejauh pengamatan dan penyelidikan saya, patah hati atau bahasa bulenya broken heart ternyata bisa berdampak luar biasa. Menghilangkan nalar dan akal sehat. Entah itu patah hati karena ditolak cintanya oleh kekasih impian, cita-citanya tak kesampaian ataupun juga mungkin gagal dalam mendapatkan pekerjaan idaman. Semuanya terkadang membuat bumpet pikiran dan berakhir dengan perbuatan nekad.

Lihat saja fakta-fakta ekstrem berikut ini. Kawan saya pernah menenggak baygon dan berkali-kali ingin menabrakkan diri ke kereta api karena kekasih impiannya dijodohkan orang tuanya kepada pria lain. Mbak Parmi sampe tua ngga kawin-kawin karena trauma pernah dikecewakan oleh pacar-pacarnya dulu. Mas Romi kerjanya hanya melamun dan hampir seperti orang gila karena diputus pacarnya. Atau juga yang ini, seorang perempuan yang melacurkan diri dan bersumpah untuk menghancurkan setiap biduk rumah tangga gara-gara rumah tangganya dulu hancur lebur akibat suaminya serong dengan perempuan lain.

Fakta diatas adalah yang berkaitan dengan cinta, hubungan laki perempuan dan semacamnya. Sedang patah hati karena cita-cita ngga kesampaian mungkin adalah seperti yang dialami Mas Pardi kenalan saya. Gara-gara cita-citanya ingin menjadi polisi tak kesampaian ia menjadi gila beneran. Berkeliaran di jalanan sambil memakai seragam mirip polisi, bertingkah laku ala polisi lalu lintas mengatur jalan raya. Lelaki ini benar-benar shock berat. Selain gagal menjadi penegak hukum, ia juga telah kehilangan puluhan juta rupiah untuk sogokan. Padahal itu adalah uang hasil menjual tanah warisan milik keluarganya. Meski banyak slogan anti KKN di negeri ini tetapi sudah menjadi rahasia umum pada prakteknya adalah nol besar.

Maka begitu melihat berita di tv bahwa di suatu daerah ada kejadian seorang mantan calon bupati yang gagal dalam pilkada kemudian menjadi gila, ingin bunuh diri, mencak-mencak di jalanan hanya memakai cawat kemudian akhirnya berlabuh di rumah sakit jiwa. Hati saya benar-benar miris. Sang mantan calon kepala daerah ini merasa dikhianati oleh konstituennya, padahal ia telah menghamburkan begitu banyak rupiah sampe terjebak hutang yang menggunung. Perusahaannya pun gulung tikar. Sontak saya berpikir, betapa banyak yang patah hati di sekitar kita ?!

Mungkinkah watak bangsa kita yang terkenal santun dan ramah berubah menjadi beringas dan gila kerusuhan ini akibat patah hati ?? Banyak hal kalo dipikir-pikir yang layak membuat kita sebagai rakyat kecil patah hati dan kecewa kepada pemimipin-pemimpin kita. Janji-janji manis dulu sewaktu kampanye seperti dilupakan begitu saja setelah mereka naik ke atas. Habis manis sepah dibuang, mungkin peribahasa yang tepat untuk menggambarkannya. Di saat rakyat kecil begitu susahnya untuk mendapatkan secuil makanan, para pemimpin kita malah sibuk menghambur-hamburkan uang. Lihat saja wakil-wakil kita di parlemen itu. Kalo tidak tidur kerjanya cuma plesiran ke luar negeri atau malah main perempuan. Layak kan, kalo kita patah hati ?

Maka, mungkin adalah logis kalo ada buruh yang ngamuk !? Mereka sedang patah hati. Janji-janji tentang kehidupan yang lebih baik, lapangan kerja yang melimpah, tidak mereka rasakan pada akhirnya. Malah pemutusan hubungan kerja dimana-mana yang terjadi. Tenaga kerja tetap dikurangi diganti siatem kontrak. Begitu juga dengan kedatangan banyak tenaga kerja asing seakan menutup kesempatan kita untuk mencari sesuap nasi di negeri sendiri. Lihat saja fakta yang lebih nyleneh ini (maaf): untuk menjadi psk kelas atas saja perempuan-perempuan kita kalah bersaing dengan psk-psk ekspatriat dari daratan Cina dan Eropa Timur yang mengalir deras di negeri ini…

Mungkin adalah logis juga kalo ada petani yang berang sebab tanah-tanah mereka digusur hanya untuk kepentingan segelintir orang ?! Petani, yang merupakan bagian terbesar dari negeri kita, sepertinya harus selalu dikecewakan oleh penguasa negeri ini dari dulu. Tidak hanya kesejahteraan hidupnya yang terabaikan tapi kini lahan-lahan mereka sedikit demi sedikit telah dilalap gedung-gedung dan pabrik-pabrik. Tidakkah terpikir oleh para penguasa bagaimana ketahanan pangan negeri ini nantinya akan terjaga ??

Maka, bila ada survey yang menyatakan tingkat kepercayaan rakyat negeri kita tercinta ini kepada penyelenggara negaranya amatlah rendah. Tentulah itu wajar dan logis. Dan bila jumlah golput pada pemilu yang akan datang melonjak tajam, itu juga amatlah logis dan wajar. Mereka sudah patah hati. Patah hati pada segala-galanya. Sudah 63 tahun merdeka, tapi kemakmuran tak kunjung tiba. Hanya nestapa yang selalu mendera.

Sepertinya, saya yang dulu menepuk dada : tidak ada kata patah hati dalam kamus hidup saya. Kini harus meralat jauh-jauh ucapan itu. Di kolong langit Indonesia Raya ini, siapa yang belum pernah patah hati ? Saya adalah salah satu dari bagian panjang rakyat negeri ini : REPUBLIK PATAH HATI !!


Radja, 11-08-08