Minggu, 14 Desember 2008

MENYOAL ( KEMBALI ) TENTANG PEREMPUAN




Postingan kali ini kembali menyoal perempuan. Bukan karena menjadi pengamat perempuan atau terlibat gerakan feminisme, tapi ngga lucu bukan bila saya yang notabene laki-laki harus menulis sesuatu tentang kelaki-lakian atau maskulinitas. Nanti salah-salah malah dianggap gay...hehe. Yang jelas, saya menulis ini karena saya sangat menghormati dan mengagumi perempuan sebagai sesama makhluk tuhan, baik peran maupun keindahan fisiknya. Ibu saya perempuan, nenek saya perempuan, istri saya nanti perempuan, dari dulu banyak kawan-kawan saya juga perempuan. Singkat kata, melihat perempuan, ide dan pikiran saya bisa berkembang. Terkadang semangat pun bisa menyala-nyala. Apalagi bila perempuan itu yang sangat saya cintai dan kagumi : D.

Oke...saya akan mulai. Melihat perkembangan dewasa ini, terutama di negara kita, kaum perempuan harus bersyukur dan bangga. Terlepas masih ada sedikit banyak problematikanya disana-sini, kaum perempuan telah mengalami dinamisasi yang sangat pesat. Baik dalam peran maupun kiprahnya di ranah keluarga, masyarakat maupun dunia kerja. Lihatlah, begitu banyak perempuan yang sekarang dapat menempuh pendidikan tinggi kemudian berkiprah di berbagai bidang, swasta maupun pemerintahan. Tak jarang mereka malah memegang peranan penting dalam lingkup yang digeluti. Banyak pula yang mandiri sebagai entrepreneur-entepreneur tangguh yang menghidupi banyak kaum laki-laki. Pemilu mendatang juga diramaikan banyak caleg perempuan dengan adanya kuota tertentu bagi perempuan ( saya lupa berapa persen...hehe). Maka tak mengherankan poster-poster mereka yang kebanyakan muda-muda dan cantik menghiasi sudut-sudut kota. Niscaya, dengan modal intelektualitas tinggi dan fisik yang wah itu banyak dari mereka nanti akan melenggang mulus ke kursi wakil rakyat. Sejauh pengamatan saya, zaman sekarang perempuan lebih banyak dibutuhkan dan menarik perhatian dilihat dari berbagai sisi. Mencari pekerjaan pun lebih mudah kaum perempuan daripada laki-laki. Singkat kata, sekarang ini perempuan benar-benar telah menemukan masanya, Masa Perempuan atau Era Perempuan.

Maka demikianlah, cita-cita Ibu Kita Kartini untuk mengangkat derajat kaum perempuan saya rasa telah menemukan realisasinya dewasa ini. Tentang masih adanya sedikit banyak ganjalan, seperti masalah kekerasan dalam rumah tangga, poligami atau juga maraknya perdagangan perempuan dan pelacuran itu adalah dinamisasi menuju perubahan ke arah yang lebih baik. Tugas kita semua, terutama para aktivis kesetaraan gender,untuk mengolah pemikiran-pemikiran baru menuju era kesataraan yang lebih harmonis dan mengedepankan logika kemanusiaan. Wuih malah dadi serius kie....hehe.

Tetapi seiring dengan itu semua, tak terasa di berbagai bidang perempuan malah mengalami eksploitasi baik dari sisi intelektual maupun fisik. Lihatlah saja, produk maupun event-event tertentu yang seolah-olah selalu menunjuk kearah perempuan. Mulai dari menjual produk yang tidak ada hubungannya sama sekali dengan perempuan tetapi memakai model perempuan-perempuan muda yang cantik dan seksi dengan busana amat minim sampai produk-produk semacam pemutih atau peramping tubuh yang dijejalkan sebagi kebutuhan wajib bagi perempuan. Alhasil, perempuan selalu menjadi objek yang tiada habisnya dalam putaran arus modernisasi. Sudahkah para perempuan menyadarinya....hehe.

Oh...ya, ini hampir kelupaan. Dalam dunia sastra pun perempuan sekarang terasa lebih berani. Baca saja cerpen-cerpen Djenar Maesa Ayu, novel-novel Ayu Utami dan juga skenario film besutan beberapa penulis perempuan dewasa ini yang mengungkap fantasi seksual yang luar biasa, bahkan mungkin jauh dari jangkauan kaum laki-laki...hehe. Dan karya itupun laris manis di pasaran. Perempuan memang mempunyai sentuhan lain dalam bicara seksualitas. Seksi, liar namun tidak garang : D. Apakah ini berarti sastrawan perempuan juga telah tereksploitasi ? I dont know…??

Disini saya juga tertarik sedikit menukilkan tulisan si libido junkie, Nova riyanti Yusuf ( NoRiYu ) dalam kolomnya di sebuah majalah. Dokter yang juga psikiater, penulis atau mungkin juga nanti politikus ini secara tidak langsung menggambarkan keterbukaan perempuan dalam mengungkap beberapa hal yang dulu dianggap tabu disamping isi tulisannya yang menyentil eksploitasi perempuan terhadap tubuhnya….

Tetapi waktu kemudian terus bergulir dan ia menyadari bahwa pusaran hidup tidak hanya mengitari daerah ‘dadanya’ saja, hidup adalah suatu ranah liar – bukan suatu surga kenikmatan –yang harus dijejaki dengan ‘perang gerilya’ untuk menumpas kegetiran realita. Hidup tidak hanya berleha-leha di sebuah salon kecantikan dengan turun mesin badan up and down. Tidak selesai problema hidup hanya dalam relaksasi sehari penuh dengan beragam fasilitas self indulging dari mulai spa, manicure, pedicure, hairspa, bahkan V-spa ( spa untuk vagina )

Bertaburan gadis dengan kaki menjenjang, payudara montok, perut ala Britney Spears, vagina plontos ( atau kadang-kadang Gogon Srimulat hairstyle, yaitu disisakan diujung mons pubis saja ). Well, this is hard news for you : your vagina and your boobs don’t sell anymore.

Begitulah, menyebut kata vagina mungkin dulu adalah keramat. Tetapi sekarang lambat laun liang keramat itupun mulai berangsur-angsur tiada angker. Bahkan norma tiada kuasa membendung peziarah-peziarah yang belum punya ikatan resmi berkunjung menziarahinya. Sesekali komersialisme membuat kita penasaran dan berusaha sembunyi-sembunyi mengintip rahasianya....hehe. Eksploitasi juga kah ?

Demikianlah tulisan saya. Mungkin banyak dari Anda menilai hanya serapah saya semata. Tetapi yang jelas mungkin hanya ini yang dapat saya persembahkan buat perempuan-perempuan tercinta yang berada di seputar saya sebagai penghoramatan menjelang Hari Ibu 22 Desember nanti. Anggap saja ini sebagi kritik orang awam yang membangun...hehe,

Radja, Monday midnigt

4 komentar:

Anonim mengatakan...

Ngemeng2 soal wanita yang dieksploitasi kemolekannya untuk menjual produk, saya jadi inget iklan oli yang ada adegan rok seorang cewek mencalik...lha nek dinalar opo hubungane Oli karo Wong wedok nganggo rok coba...ning yo ra masalah wong aku yo seneng2 wae nonton e kok, hahahaha

Sesungguhnya dibalik kelemahlembutan dan kemolekan seorang wanita tersimpan sebuah kekuatan yang luar biasa, banyak kasus orang2 penting di dunia yang dibalik kekuasaannya ada sesosok wanita yang tidak kalah tangguh. Ada juga kisah kejatuhan orang2 hebat dikarenakan seorang wanita.

Anggap saja ini sebagai komen orang awam yang waton nyangkem...hehe

Lovely Dee mengatakan...

Serius nih ceritanya...

Sebagai seorang perempuan saya ingin bersuara. Saya sepakat dengan pemikiran Mas. Disamping ada progress positif bagi kaum perempuan, tetapi saya juga sangat prihatin dengan munculnya eksploitasi perempuan. Iklan mobil (gak cuma oli mas panjul) diatas mobil ada cewek cantik, berbaju minim, berpose sensual cenderung menggoda. Opo jal hubungane? Bisa jadi orang yang lihat nggak nawar mobilnya tapi malah nawar mbaknya. Bener gak Mas?

Ngomongin aktor sentral dibalik eksploitasi ini adalah para kapitalis yang kebelet banget sugih dan sukses yang gak punya cara marketing communication yang lebih elegan dan beretika ketimuran. Ditambah lagi,permpuan-perempuan yang cantik, sexy, pengen punya duit banyak,pengen terkenal dan mungkin saja nggak cerdas yang mau dieksploitasi. Lengkap sudah penderitaan para lelaki menahan horny dan menanggung dosa atas pemandangan yang dia lihat..

Yang jelas sebagai perempuan saya akan berkata TIDAK untuk dieksploitasi meskipun kepepet. Mending jual gorengan daripada jual tubuh.. Ya gak mas?

Wah... jadi menggebu-gebu nih... Maaf... :P Peace!!!

Lovely Dee mengatakan...

Serius nih ceritanya...

Sebagai seorang perempuan saya ingin bersuara. Saya sepakat dengan pemikiran Mas. Disamping ada progress positif bagi kaum perempuan, tetapi saya juga sangat prihatin dengan munculnya eksploitasi perempuan. Iklan mobil (gak cuma oli mas panjul) diatas mobil ada cewek cantik, berbaju minim, berpose sensual cenderung menggoda. Opo jal hubungane? Bisa jadi orang yang lihat nggak nawar mobilnya tapi malah nawar mbaknya. Bener gak Mas?

Ngomongin aktor sentral dibalik eksploitasi ini adalah para kapitalis yang kebelet banget sugih dan sukses yang gak punya cara marketing communication yang lebih elegan dan beretika ketimuran. Ditambah lagi,permpuan-perempuan yang cantik, sexy, pengen punya duit banyak,pengen terkenal dan mungkin saja nggak cerdas yang mau dieksploitasi. Lengkap sudah penderitaan para lelaki menahan horny dan menanggung dosa atas pemandangan yang dia lihat..

Yang jelas sebagai perempuan saya akan berkata TIDAK untuk dieksploitasi meskipun kepepet. Mending jual gorengan daripada jual tubuh.. Ya gak mas?

Wah... jadi menggebu-gebu nih... Maaf... :P Peace!!!

Unknown mengatakan...

hmmm..permpuan..!!
seberapa dalam simbah sudah jajaki?
ayo mbah...
jajaki lahir dan bathin..
ga penasaran mbah..? sama liang keramat itu...?wakwakwak