“Take your time. Think a lot. Think of everything you’ve got. For you will still be here tomorrow, but your dreams may not.” (Lagu Cat Stevens, “Foosteps in the dark/ Greatest Hits Vol. 2”)
Kadang sekilas pikir saya gundah Tuhan memberikan seperempat abad lebih umur hingga detik ini. Tapi apa yang telah saya lakukan dengan itu? Pencapaian-pencapaian apa yang saya peroleh, baik bagi diri saya, orang lain atau lingkungan sekitar? Apakah saya telah membahagiakan orang-orang yang mengasihi saya? Apakah jalan yang saya ambil sudah benar? Apakah umur saya kemudian akan lebih panjang dari apa yang telah saya lalui? Bila saya tiada nanti, kebaikan atau keburukan yang akan dikenang banyak orang? Pikiran-pikiran itu menghentak saya untuk melangkah ke depan lebih baik. Walau kadang terseok, saya tetap berusaha menapak tegak dan lurus. Esok harus lebih cerah dari hari ini maupun kemarin.
Banyak hikmah dan pelajaran yang saya petik dari masa yang telah terlewat. Bahwa segala sesuatu selalu mengandung unsur kebaikan. Tinggal bagaimana kita merasakan dan menjalaninya. Keberhasilan dan kegagalan, kebahagiaan dan kesusahan, juga mungkin pertemuan dan perpisahan adalah romantika kehidupan yang akan terasa nikmatnya saat kita nanti mengenangnya di kemudian hari. Memang, hidup tidaklah mudah. Begitu banyak keinginan, harapan, cita-cita atau mungkin cinta kita yang kandas, tak sesuai rencana. Tapi begitu banyak pula keindahan-keindahan yang kita peroleh dalam hidup tanpa kita menyadarinya. Lihatlah, kita masih bisa menjalani hari-hari, mengiring sinar sang surya, menghirup segar udaranya, berkreasi tanpa batas dan menikmati warna-warni alam raya lainnya. Betapa menyesalnya kita bila tidak mensyukuri dan mengisinya dengan citarasa kearifan.
Bila napak tilas ke belakang, begitu banyak hal dan kesempatan terlewat tanpa saya sempat menangkapnya sebagai sebuah keberhasilan. Sesal kadang mengiring hari-hari kemudian. Namun sesuatu yang kadang di luar pikir dan jangkauan malah teraih dengan tidak disangka-sangka. Tanpa susah payah mengejar ternyata hinggap dengan manis di pelukan. Memang begitulah kehidupan. Kita tidak mengetahui rencana tuhan kepada hamba-hambanya. Mungkin yang terbaik adalah tetap berusaha sekuat tenaga, menikmati proses yang terus berjalan sambil berpasrah tentang hasil kepada kuasa-Nya.
Dulu kala saya masih bayi, kemudian beranjak menjadi besar, remaja hingga dewasa. Sekarang mungkin memasuki usia pertengahan. Rahasia-rahasia besar lainnya menanti di masa yang akan datang. Hanya dengan doa dan keikhlasan, saya akan menjawabnya. Tuhan, bentangkanlah sayap-sayap-Mu melingkupi langkah-langkahku……
Gunung Mijil, 2 November 2007
Tidak ada komentar:
Posting Komentar