Senin, 19 November 2007

WONG NDESO BELAJAR NGENET


Perkembangan kota kecilku semakin pesat. Kalo dulu belum sampai jam sembilan malam sudah terasa senyap, kini sampai tengah malam hingga menjelang pagi denyut kehidupan masih terasa. Maklumlah, semenjak beberapa perguruan tinggi mengembangkan sayapnya hingga ke pelosok kota kecilku, banyak mahasiswa dari luar daerah berdatangan kemudian indekost disini. Akhirnya tumbuhlah beberapa elemen pendukung, layaknya kota pelajar besar seperti Jogjakarta. Di beberapa sudut kota mulai berdiri gerai-gerai komputer. Tak ketinggalan warung internet atau warnet pun mulai berkembang. Seakan saling bersaing, mereka menawarkan pelayanan dan keunggulannya masing-masing. Yang mengherankan, hampir setiap hari hingga malam warnet-warnet ini ramainya minta ampun. Sampai-sampai bila ingin mengakses internet harus rela dan sabar mengantri. Benar-benar tak terbayangkan sebelumnya….

Secara pribadi banyaknya warnet yang bermunculan ini membawa dampak positif bagiku. Sebagai pekerja biasa yang waktu sekolah dulu hanya mengenal pelajaran mengetik, aku sedikit demi sedikit mulai mengenal internet. Mulanya sih, pengin tahu saja. Katanya dengan internet bisa memperoleh informasi lebih cepat dan terbuka dari segala penjuru jagad. Akhirnya, kuberanikan diri datang ke warnet dengan pengetahuan yang terbatas. Menghidupkan dan mematikan komputer pun aku tak bisa. Apalagi menjalankan mouse, sering meleset mengkliknya. Tapi dengan membuang rasa malu jauh-jauh dan banyak tanya sana-sini, sedikit banyak aku mulai belajar dan mengenal komputer. Untungnya, banyak pula kawan-kawanku yang pong-pong bolong dunia komputer ikut-ikutan suka ngenet. Jadilah kita belajar bersama.

Semenjak beberapa tahun ini, aku jadi keranjingan internet. Hampir tiap hari, terutama malam hari (maklum ongkosnya murah...), aku selalu mampir ke warnet. Kalo awal-awal dulu, hanya buka-buka situs saja mulai dari olahraga sampe situs-situs bokep…(ssstt, kalo ini cuma iseng aja ya…hehe) kini aku mulai belajar membuat blog, mengenal sedikit pemrograman, tahu sedikit tentang cracking, hacking dan sejenisnya. Friendster pun aku punya, jadi agak gaul dan ngga keliatan gaptek benget gitu….padahal aslinya ndeso tenan!

Imbas dari sering ke warnet ini, pengeluaran pun jadi meningkat. Kalo dulu bila ingin mencari berita teraktual cukup ke agen koran samping BPD atau pergi ke perpustakaan daerah, kini aku lebih sering menyambangi warnet. Tapi tak apalah, itung-itung ini biaya kursus komputer yang belum pernah kuperoleh. Selain itu, jadi banyak menambah kawan. So, kawanku tidak hanya Parno si buruh bangunan, Parmin si tukang rumput atau Mbok Nah si kuli gendong. Kini kawanku ada yang kuliahan dan pinter-pinter…juga cantik-cantik : D. Kadang aku tertawa sendiri bila membuka friendster dan melihat comment serta message di dalamnya dari orang-orang terpelajar dan pinter. Aku serasa sudah seperti mahasiswa atau orang dengan pekerjaan kantoran yang ditanya dan dikomentari macam-macam. Padahal aslinya…ndeso tenan!

Kadang aku ngga nyambung lagi bila bicara dengan kawan-kawan lamaku, si buruh bangunan, si tukang rumput atau si kuli gendong. Istilah-istilah orang-orang pinter seringkali lupa kupakai. Mereka sering bingung dan melongo, “Hah…opo?!" Maka jadilah aku orang paling pinter dan modern di komunitas lamaku.

Lepas dari itu, aku beruntung dan bersyukur sekali sebagai wong ndeso yang buta babar blas tentang komputer sekarang sedikit demi sedikit mulai mengenal komputer dan seluk beluk di dalamnya. Terima kasih buat kawan-kawan yang mau mengajariku, si bodoh ndeso ini. Sekarang aku bisa menepuk dada, "Aku wis ra gaptek lek...hihi"

Wates, 19 November 2007

Tidak ada komentar: