Entah mengapa hari-hari belakangan ini saya kembali gemar menghisap nikotin. Padahal sudah hampir dua tahun lebih saya tidak menyentuhnya lagi barang sebatangpun. Ya... dimasa lalu, rokok adalah barang yang sangat saya puja-puja. Saya rela mendapatkannya meski harus tidak makan sekalipun. Sampe-sampe uang di kantong ini ludes tak terasa karena barang yang satu ini. Hingga kenyataan membuat saya kalah, menyerah dan bertobat. Batuk berbulan-bulan tak henti-henti hingga berakhir pada batuk berdarah yang membuat saya takut setengah mati. Saya didiagnosis menderita TBC dan harus menjalani pengobatan selama berbulan-bulan dengan rajin minum obat yang telah ditentukan. Momen itu adalah titik balik saya. Saya benar-benar teringat akan kematian. Seakan-akan ia telah menanti saya di depan pintu. Mulai saat itu, saya bertekad akan menjalani hidup ini lebih baik lagi. Terutama menjaga kesehatan tubuh. Salah satunya adalah meninggalkan kebiasaan saya merokok yang sudah bermula saat saya masih kecil ini.
Saya jadi teringat kembali sebuah film yang dibintangi Keanu Reeves berjudul Constantine. Beberapa hari yang lalu sebuah stasiun tv swasta kembali menayangkannya. Film tersebut sangat menginspirasi saya dalam banyak hal. Sudah tentu, inilah film favorit saya sepanjang masa hingga detik ini. Tentang seorang pemburu alam ghaib yang selalu merokok dalam menjalankan aksi-aksinya. Karena kebiasaannya tersebut akhirnya paru-parunya jebol. Sebuah kesempatan hidup kedua membuat dirinya berubah. Ia meninggalkan kebiasaan buruknya merokok. Di bagian akhir film ia mengunyah permen sebagai ganti sebatang rokok. Meski penuh dengan adegan yang tak masuk akal dan banyak memutarbalikkan fakta-fakta agama ( untung bukan Islam, sehingga dapat beredar disini), film tersebut sebenarnya memuat seruan agar kita lebih berhati-hati dengan bahaya rokok. Tak terhitung, sudah berapa kali saya memutar film ini. Setiap menontonnya, hati saya selalu menangis. Betapa saya masih diberi kesempatan menghirup oksigen dunia ini. Betapa masih banyak dosa-dosa saya. Betapa masih belum lunas janji-janji saya kepada tuhan dan orang-orang yang saya cintai. Betapa saya selalu melanggar janji yang telah saya buat kemudian bertobat kemudian mengulanginya lagi lalu bertobat lagi dan mengulanginya lagi...Terus begitu.
Jika saat ini saya kembali mengulang kenangan lama. Merokok dan merokok sepanjang hari. Ini bukan karena stres atau hal berat sedang saya pikirkan. Tapi memang, begitulah saya. Tak pernah teguh memegang sebuah komitmen. Selalu saja ada saat-saat tertentu yang membuat jiwa saya menyerah. Terperangkap dalam romansa kenangan lama. Saya hanya bisa berharap, kebiasaan ini kembali berhenti tanpa saya harus jatuh sakit lagi. Minimal saya bisa mengendalikannya. Dan yang perlu menjadi catatan, sekali lagi saya melanggar janji saya kepada tuhan...
Tuhan...maafkanlah hamba-Mu. Melanggar janjiku kepada-Mu untuk kesekian kalinya. Betapa hutang-hutangku kepada-Mu belumlah lunas.....
Giant, 24-03-08
1 komentar:
semoga bisa kembali mendapat keteguhan hati, untuk kembali meninggalkan nikotin.. :)
Posting Komentar