Jumat, 22 Februari 2008

KETIKA GAMBAR BICARA

Inilah lorong-lorong inspirasi, tempat saya berjalan, singgah dan berteduh. Disanalah surga saya. Tempat saya menemukan canda dan cinta. Juga angan dan mimpi sekedar penyubur imajinasi.

Gambar-gambar ini diambil sekenanya dari dalam mobil carteran sewaktu mengantar bu lek saya menuju bandara pulang ke Banjarmasin. Kalo terlihat amatiran mohon dimengerti karena kami memang buta sama sekali tentang dunia fotografi....

Gambar pertama...



Angkringan si Iman depan Masjid Agung Wates, Kedunggong. Tampak lengang di siang hari. Di belakangnya adalah rumah kosong tempat burung-burung walet bercengkerama dengan para dedemit. Tak angker tapi anggun bukan...hehehe

Di sini malam lebih hidup daripada siang. Para penakluk malam banyak melewatkan waktunya di sini.


Gambar kedua...




Jalan ini adalah jalan beraspal menuju gubuk saya. Di ujung jalan inilah, abah dan emak membangun gubuk untuk sekedar berteduh dan menyemai benih-benih cinta bersama anak-anaknya.

Di kanan kiri jalan masih menghijau sebuah ‘pagar hidup’. Konon, sebuah dusun akan sulit maju bila masih terlihat pagar-pagar hidup berupa tetumbuhan di sepanjang jalan. Nyatanya, di dusun kami warganya sangat dinamis. Seingat saya, beberapa infrastruktur dusun seperti jalan beraspal dan listrik dibangun secara swadaya. Walau begitu gesekan pendapat berkepanjangan antar warga sering terjadi sehingga sejumlah proyek terkatung-katung hingga saat ini....


Gambar ketiga...




Inilah gubuk saya. Dibangun oleh abah, emak dan anak-anaknya dengan tetesan keringat dan airmata. Tampak besar walau isi di dalamnya sangat-sangatlah sederhana. Di sampingnya adalah rumah kosong milik pakdhe saya. Siapa yang mau ngontrak hayo??!...hehe ( call me )

Di sinilah mula pertama saya menginjakkan kaki ke dunia. Disini pula sebagian besar nafas kehidupan saya hembuskan pelan-pelan. Dan disini pulalah saya mulai menatap langkah ke depan dengan sedikit gamang disertai sebuah tanda tanya besar......


Giant, suatu malam

Tidak ada komentar: