Kalimat bijak bilang ‘ada hikmah dibalik musibah’. Tentu hal ini dapat juga disadur secara bebas menjadi ’ada hikmah dibalik sakit’. Tulisan ini menyambung tulisan terdahulu mengenai sakit yang bertubi-tubi menyerang saya beberapa hari ini. Kebetulan sehabis dari warnet memposting tulisan kemarin, saya mampir jum’atan di Masjid Jami Wates. Ternyata tak diduga sang khatib mengkhutbahkan masalah sakit. Kok ya pas sekali. Mungkin tuhan sedang ngeyem-yem saya agar tabah menjalani masa ujian ini...hehe.
Dengan tutur kata yang campur aduk antara Bahasa Indonesia dan Jawa, khatib shalat jum’at tersebut berbicara panjang lebar tentang sakit ditinjau dari segi agama. Ia memberikan contoh sederhana yang cukup mengena. Tentang seorang anak sekolah yang gagal ikut piknik ke Bali bersama-sama teman-teman sekolahnya karena mendadak terserempet sepeda motor di jalan. Anak ini mengumpat tuhan habis-habisan. Ia berpikir bahwa tuhan tidak adil kepadanya karena menjatuhkan sakit yang tak terduga sehingga menggagalkan rencananya untuk sekedar bersenang-senang. Tak dinyana, bus rombongan piknik sekolahnya tersebut masuk jurang dalam perjalanan menuju ke Bali. Banyak teman-temannya yang luka parah bahkan ada yang sampai meninggal. Baru ia sadar, tuhan telah memberikan nikmat yang terbaik bagi dirinya. Cuma terserempet sepeda motor. Mungkin bila ia jadi ke Bali ceritanya akan lain. Musibah yang dialaminya tentu lebih parah lagi.
Sang khatib kemudian mengatakan agar sakit jangan dianggap sebagai musibah. Tapi anggap saja itu sebagai ujian dari yang maha kuasa agar kita selalu ingat kepadanya. Bahwasanya kita ini makhluk yang lemah. Sakit sepele pun membuat kita tak kuasa apa-apa. Yang terpenting dari itu semua, kita harus hati-hati dalam segala hal. Menjaga kesehatan adalah mutlak. Sekali lagi saya katakan, kita baru bisa merasakan nikmatnya sehat apabila sakit benar-benar mendatangi kita.
Sekarang ini yang sedang saya pikirkan adalah hikmah atau pelajaran apa yang dapat saya ambil dari sakit yang mendera saya belakangan ini. Mungkin saya terlalu ngangsa dalam segala hal. Angan-angan saya terlalu panjang. Sampai-sampai tak memikirkan hal-hal penting seperti kesehatan. Mulai hari ini banyak hal yang harus saya benahi dari diri saya. Semoga ke depan saya akan melangkah lebih baik lagi.
Selain itu, saya juga masih berharap mendapat karunia lain dibalik musibah sakit ini. Mungkin ada satu dua hal yang tidak terpikirkan sebelumnya dalam benak saya hadir dengan sendirinya. Apa itu ? Who knows?! Wekeke...
Tulisan ini cuma menyambung yang kemarin. Semoga bermanfaat...
Giant, 9 Februari 2008
Tidak ada komentar:
Posting Komentar