Alkisah, tersebutlah sebuah negeri di jagad mayapada ini bernama Nusa Goyang. Negeri indah permai dengan keanekaragaman budaya yang luar biasa. Disini, karena penduduknya yang sangat welcome dan terbuka, budaya asli yang adiluhung dapat menyatu dengan mudah dengan budaya asing yang masuk dari luar sehingga terciptalah bermacam-macam budaya baru yang lebih ngepop dan mengikuti perkembangan zaman. Maka demikianlah, semakin beragam dan mempesonalah khazanah budaya di negeri ini.
Dan sesuai dengan namanya, Nusa Goyang, maka negeri ini begitu memuja tari-tarian terutama yang banyak memainkan liukan tubuh, hentakan dada serta permainan pinggul dan pantat yang aduhai. Bermacam variasi tarian diciptakan. Bermacam musik pengiring diaransir. Anak-anak sampai orang dewasa begitu bangga dan terpesona dengan kedahsyatan seni goyang negerinya. Mereka berani menepuk dada bahwa tarian dan goyangan negerinya lebih hot dan seksi dibanding samba dari Brasil atau juga tango dari Argentina. Pun juga dengan negeri asal-asul mereka mengadopsi budaya ini, India.
O…ya, saya lupa menyebutkan nama seni goyang negeri ini. Namanya NdangNdut ( bukan dangdut loh ). Begitulah, seni NdangDut menjadi amat populer dan digemari di negeri Nusa Goyang. Setiap perempuan selalu bercita-cita ingin menjadi penari atau penyayi Ndangdut. Setiap anak kecil bila ditanya, “Apa cita-citamu kelak, nak ?” Pasti kebanyakan dari mereka menjawab, “Menjadi penari NdangNdut !” . Orang tua pun akan bengga bila kelak anak perempuannya menjadi penari dangdut yang kesohor. Seorang lelaki akan naik derajatnya bila mampu menyunting penari Ndangdut. Bahkan, seiring dengan angin demokrasi yang mulai kencang bertiup di negeri ini, seni NdangNdut sering digunakan untuk menarik simpati massa pada kampanye-kampanye partai politik. Singkat kata, NdangNdut dan segala aktivitas yang melingkupinya memperoleh status dan kasta tertinggi di negeri ini.
Maka tak ayal lagi, banyak gadis-gadis belia semenjak dini sudah diajari tarian NdangNdut. Setelah dewasa nanti mereka siap berkompetisi lewat ajang pencarian bintang yang marak di negeri ini. Seakan tak ada habis-habisnya, selalu saja bermunculan bintang-bintang baru. Setelah pamor bintang lama meredup, maka lahirlah bintang-bintang baru yang lebih fresh dan lebih hot goyangannya. Begitu seterusnya…
Dan dimasa sekarang, begitu banyak nama-nama penari NdangNdut dengan goyang khasnya yang kondang ke seantero negeri. Sebut saja, Menul Balatista dengan goyang ngebornya. Dewi Plesik dengan goyang gergajinya. Puput Permatahati dengan goyang patah-patahnya, and many more…yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Mereka menjadi idola yang menyihir jutaan rakyat negeri Nusa Goyang.
Seakan tak mau kalah, pada suatu ketika bumi tempat meraka berpijakpun mulai keranjingan goyang. Berkali-kali tanpa diduga, bumi kebelet bergoyang. Dan gayung pun bersambut, laut yang partner bumi pun mulai memamerkan tariannya. Jadilah mereka mencipta sebuah koreografi tarian dan goyangan yang maha dahsyat tak tertandingi keindahannya oleh siapapun. Penduduk Nusa Goyang pun bersorak kegirangan. Mereka berlarian keluar dari rumah masing-masing dengan tawa nan gembira…
“Horee…Hooree…Goyang terus. Goyang terus….Lindu…lindu…lindu…Tsunami…tsunami……!!”
Begitulah, sepenggal cerita dari Nusa Goyang, negeri 1001 goyang…..
BeeHappy.net, 08-08-08.
2 komentar:
eheheh BUkane kalao ada lindu mlayu dari rumah terus teriak histeris bukan ketawa lho
Ada juga si Bondan Winalno, si raja goyang lidah dari negri Nusa Goyang sampeyan itu...hehehe...
Posting Komentar