Kamis, 07 Agustus 2008

PENANTIAN SAYA...

Perkenalkan saya Roy, si kapak maut. Saya adalah terpidana mati beberapa kasus kriminal besar. Saat ini hati saya sedang berbunga-bunga menanti eksekusi hukuman mati. Yah…ini momen yang benar-benar saya tunggu. Setelah bertahun-tahun malang melintang di dunia hitam berlumur darah dan dosa, ini adalah akhir perjalanan panjang saya. Saya telah bertobat dan siap untuk bertemu kekasih sejati saya. Tuhan saya. Dzat yang mencipta dan memberi kekuatan kepada saya hingga seperti ini.

Tapi lihatlah kawan !? Saya seperti menghitung hari. Mereka sengaja mengulur-ulur waktu. Ribut dan berseteru tiada henti tentang perlu dan tidaknya hukuman ini. Berbicara tentang HAM. Berbicara tentang cara dan metode yang pas bagi saya untuk mati. Berbicara tentang rentetan undang-undang dan aturan-aturan hukum yang di negeri ini sudah terkenal bukan main ruwetnya. Saya benar-benar gundah. Akankah penantian saya ini semakin panjang seperti kawan-kawan saya di jeruji lain. Mereka sudah divonis mati tetapi eksekusi baru dilakukan berpuluh-puluh tahun kemudian. Bahkan banyak dari mereka menjemput ajal sebelum eksekusi dilaksanakan.

Kawan ?! Mungkin kalian berpikir saya tidak bahagia dengan hukuman ini. Tidak kawan. Saya bahagia dengan hukuman mati ini. Benar-benar bahagia! Tetek bengek tentang peninjauan kembali perkara, grasi dan semacamnya adalah ulah pengacara-pengacara saya yang memang ingin cari popularitas agar di kemudian hari dapat mengeruk rupiah dari dompet tebal para koruptor yang tersandung berbagai perkara. Dengar kawan...kalian tidak seberuntung saya. Tanpa menjalani ini, mungkin kalian suatu saat bisa mati dalam keadaan yang lebih hina daripada saya. Mati dalam keaadaan dosa dan belum sempat bertobat. Sedang saya adalah orang yang sangat beruntung di dunia ini. Setelah sekian lama bergelut di lembah hitam. Membunuh dan memperkosa sepuasnya. Kini, saya menerima anugerah hukuman mati. Anugerah yang membuat langkah saya ke depan dapat saya prediksi dan kira sedemikian rupa. Saya dapat menebak kapan saya akan mati. Saya dapat bertobat sebelum mati. Saya dapat berdoa sepuasnya sebelum mati. Dan di kala saya nanti menjemput ajal, ada seorang rohaniawan yang mendampingi saya. Menuntun saya menemui kekasih hati saya…

Tapi lihatlah sekali lagi kawan. Janji tinggalah janji. Hari bahagia itu serasa semakin melamat. Saya begitu merana disini. Penantian saya semakin panjang tiada berkesudahan. Tolonglah saya kawan! Saya sangat rindu berjumpa dengan kekasih saya….

Scorpio.net, 07-08-08

Tidak ada komentar: