Sabtu, 30 Agustus 2008

HANYA INGIN BERCERITA...

Apa yang kita cari di dunia ? Kesana kemari tiada henti. Kadang gembira bukan kepalang dan semangat pun berkobar-kobar bila hati sedang berbunga-bunga. Hidup terasa indah dan sayang untuk dilewatkan begitu saja. Kali lain ketika hati sedang gundah, hidup terasa begitu menyesakan dan menjemukan. Monoton dari waktu ke waktu. Kehidupan seperti bergulir lambat.

Itulah mungkin seninya hidup. Ada suka ada duka. Ada senang ada susah. Ada keberhasilan, ada juga kegagalan. Tanpa itu semua mungkin kehidupan terasa hambar. Kurang greget dan kehilangan ruhnya. Tanpa itu semua kita juga akan stagnan. Berhenti di satu titik dan terbelenggu oleh sebuah kemapanan. Manusia akan kehilangan daya pikir dan cipta yang merupakan keunggulan kita dibanding makhluk-makhluk lain.

Dalam hubungannya dengan sang pencipta, saya jadi teringat lagunya Ahmad Dhani dan almarhum Chrisye, Jika Surga dan Neraka Tak Pernah Ada. Menurut saya lagu ini adalah lagu religi terbaik yang pernah muncul bila mau digolongkan sebagai sebuah lagu religi seperti yang sebentar lagi akan marak di negeri ini dalam menyambut perhelatan agung Ramadhan. Lagu tersebut mengandung pesan apabila surga dan neraka tak pernah ada, amal dan dosa juga tak pernah dicatat, apakah kita masih mau mengingat-Nya. Apakah kita masih khusyu menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya? Apakah kita juga masih mengklaim kesucian kita diatas yang lain dengan dalih sebagai pengikut tuhan yang paling setia, paling taat dan paling benar ?

Kali lain, saya juga teringat dengan kuis iseng-iseng yang dibuat oleh penyair Hasan Asphahani dalam blognya beberapa waktu yang lalu. Ia memberi tanya, apakah yang akan kita lakukan bila tuhan membebaskan kita dalam sehari saja untuk melakukan apa saja tanpa ada dosa atau hukuman apapun itu. Dan jawabanpun akhirnya beragam. Bagi seorang yang sudah melekat iman dan takwanya kepada sang pencipta sampai ke hati dan tulang sumsum, mungkin perbuatan baik adalah sebuah keniscayaan sedang perbuatan buruk adalah sebuah kenihilan. Tanpa pahala dan dosa pun mereka tetap taat kepada-Nya. Kebalikannya bila seseorang memang sudah bengal dari sononya. Perbuatan buruk adalah sebuah kepastian sedang perbuatan baik tentu saja adalah sebuah ketololan. Sementara kebanyakan dari kita berada ditengah-tengah kedua kaum itu. Perbuatan baik selalu berusaha kita lakukan dan impikan sambil dalam hati terus berusaha mencecap dan mencicipi perbuatan-perbuatan buruk. Tapi itulah kebanyakan dari kita. Kodrat manusia yang selalu ragu-ragu di persimpangan, dimana sebenarnya bisa memilih belok ke salah satu tikungan, berhenti atau malah kembali ke titik awal.

Maka demikianlah, tidak mengherankan bila memasuki bulan Ramadlan nanti kehidupan sekeliling kita mendadak sangat religius padahal pada hari-hari lain biasa-biasa saja atau malah cenderung berada di luar jalur agama. Tempat-tempat hiburan malam sepi atau bahkan tutup sama sekali padahal biasanya hingar bingar sampe pagi. Orang-orang yang tiap harinya lupa sembahyang lima waktu pun jadi giat ke masjid. Artis-artis yang wara-wiri di layar kaca dengan bangga mempertontonkan lekuk tubuhnya kini berbusana tertutup rapi. Mereka seperti yang akan segera kita lihat di televisi dengan khidmat mendengarkan ceramah atau pengajian dari ustadz-ustadz kondang yang mendadak selebritis. Anak-anak muda yang biasanya pacaran seenaknya di tempat-tempat terbuka kini mulai juga megurangi intensitasnya. Yang perempuanpun mulai gemar berpakaian agak tertutup padahal pada bulan lain dengan santainya mejeng di mal atau tempat keramaian lain hanya ber-tink top atau bercelana pendek ria. Alhasil, griya-griya busana muslim pun mulai diserbu pembeli. Walau sebenarnya mereka adalah korban mode bukan karena ingin berbusana muslim yang baik dan benar. Masak jilbab kok ketatnya minta ampun dan kalo nungging g-stringnya keliatan…hehe.

Itulah fenomena di sekitar kita dan memang seperti itulah adanya. Di waktu lain, setelah Ramadlan berakhir dan bulan baik ini telah menjauh, lambat laun kehidupan pun kembali berjalan normal. Tempat-tempat hiburan malam mulai buka kembali. Artis-artis mulai hot dan seksi seperti dulu. Anak-anak muda sudah merdeka lagi. Dan seterusnya….

Terlepas dari itu semua, saya pikir itu sudah lebih baik dari pada tidak ada kesadaran untuk menengok ke atas sama sekali. Setidaknya dalam setahun ada satu bulan dimana kita bisa bertobat setelah di bulan-bulan lain mungkin kita bermaksiat. Tentang amal ibadah itu urusan Yang Maha Kuasa. Diterima atau tidak itu bukan hak kita untuk menilai. Itu adalah prerogratif sang khalik. Saya jadi ingat ucapan Imam Ali dalam salah satu riwayatnya yang kurang lebih isinya seperti ini : Barangsiapa beribadah kepada tuhan karena takut itu adalah ibadahnya budak, barangsiapa beribadah kepada tuhan karena mengharap pahala itu adalah ibadahnya pedagang, sedangkan barangsiapa beribadah karena cintanya kepada tuhan, entah tuhan ridla (berkenan) atau tidak, itulah sebenar-benar ibadah.

Jadi hanya diri kita sendiri dan tuhanlah yang dapat mengukur seberapa besar cinta kita kepada-Nya. Semoga kita dapat mengisi Ramadlan ini dengan hati jujur dan beribadah dengan ikhlas.

Akhirul kata, selamat menunaikan ibadah puasa bagi kawan-kawan yang menjalankannya….


BeeNet, 30-08-08

7 komentar:

Fajar Indra mengatakan...

maaf lahir batin juga ya mbah...

sekalian beli Pertamax :p

Ngatini mengatakan...

lha apa surga dan neraka itu bener2 ada to?? siapa yang pernah kesana dan bercerita??
hehehe..
peace..

Anonim mengatakan...

Nengke wae si Nagtini kuwi mas...cah kemplu kuwi...hahahaha

Btw kulo ngaturaken sugeng ibadah siam mawon kagem panjenengan, mugi sedoyo amal ibadah kito sami ing wulan suci meniko dipun tampi dening Gusti Alloh KAng Murbeng Dumadi...amiiinn...

faisol mengatakan...

terima kasih sharing info/ilmunya...

saudaraku,
bertanya ttg "bila tdk ada surga/neraka, masihkah kita menyembah Allah", termasuk kategori pertanyaan yg tdk butuh jawaban, krn Allah sendiri telah menjawabnya... Allah telah menciptakan surga & neraka...

kalau benar kita tdk pamrih, bisa dites dgn pertanyaan2 ini:
1. apakah kita selalu berprestasi dalam sekolah/kerja shg bisa meninggikan derajat umat Islam...?

2. apakah kita tahajud tiap malam, shalat dhuha 8 rakaat tiap hari, baca Al-Qur'an 2 juz tiap hari..?

3. apakah kita puasa daud...?

4. apakah kita sering beramal tanpa dihitung-hitung...?

kalau pertanyaan2 itu belum bisa kita jawab, berarti pengandaian kita hanyalah teoritis, perfeksionis, idealis & tdk praktis...

saudaraku,
saya membuat tulisan tentang "Mengapa Pahala Tidak Berbentuk Harta Saja, Ya?"
silakan berkunjung ke:

http://achmadfaisol.blogspot.com/2008/08/mengapa-pahala-tidak-berbentuk-harta.html

begitu dulu, saudaraku... semoga Allah menyatukan dan melembutkan hati semua umat Islam, amin...

salam,
achmad faisol
http://achmadfaisol.blogspot.com/

Anonim mengatakan...

postingan baru nya mana??

Ei' mengatakan...

hai..hai,very nice post.add me yah^^

Anonim mengatakan...

Hei, itu tulisannya si Faishol kok setback?